“Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa…” (QS. Al-Kahfi [18]: 24).
Ikrimah berkata bahwa yang dimaksud dengan "apabila engkau lupa" adalah "apabila engkau marah'". (Lihat, Al-Mawardi, Adab ad-Dunya wa ad-Din, h. 381).
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengendalikan emosi atau amarah adalah dengan bersegera berwudlu, karena wudlu menyucikan yang lahir maupun yang batin, meredakan emosi dan gangguan setan.
Baca Juga: Bantu Ciptakan Kondisi Aman dan Damai, Wakil ketua MUI Jawa Tengah Ajak Masyarakat Jaga Kerukunan
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Abu Dawud dikatakan:
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
"Sungguh, amarah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api. Sedang api hanya bisa dipadamkan dengan air. Jika salah satu di antara kalian marah maka berwudlulah."(Lihat Ibnu Rajab al-Hanbali, Jami' al-'Ulum wa al-Hikam, h. 146).
Cara-cara tersebut bisa dilakukan untuk mengendalikan emosi dan amarah pada saat selain menjalankan ibadah puasa maupun tidak.***