Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Tegal Masih Tersisa Ribuan Ton

- 15 Desember 2020, 12:43 WIB
Ilustrasi Sejumlah pekerja tengah memindahkan pupuk urea bersubsidi. / Foto: Pikiran Rakyat (Dodo Rihanto).
Ilustrasi Sejumlah pekerja tengah memindahkan pupuk urea bersubsidi. / Foto: Pikiran Rakyat (Dodo Rihanto). /

Baca Juga: Hebat ! Inovasi Closed Loop Dinas Pertanian Garut Jadi Percontohan Nasional

Sejumlah kendala yang dihadapi antara lain hilangnya 616 kartu tani, tertutupnya 1.132 rekening kartu tani, terblokirnya 1.276 kartu akibat kesalahan penggunaan pin, kuota kosong pada 2.409 kartu tani dan sebanyak 2.437 kartu tani sudah tidak aktif karena tidak pernah digunakan.

Guna mengatasi itu, pihaknya telah melakukan konsolidasi dengan BRI sebagai penerbit kartu tani.

“Petani yang mengatakan pupuk subsidi sulit dibeli bisa jadi karena ada kendala di kartu taninya. Ketika pin terblokir ataupun kartu hilang, petani harus datang sendiri ke bank, tidak boleh diwakilkan. Dan kebanyakan petani kita tidak mau mengurusnya lalu menyimpulkan kesulitan mendapatkan pupuk subsidi,” tutur Toto.

Baca Juga: Anggota DPRD Kota Tegal Sebut Rusaknya Dermaga Apung Bukan Karena Bencana Alam

Faktor lain yang kemungkinan terjadi adalah kondisi kartu tani yang sudah tidak memiliki kuota. Artinya, petani tidak bisa membeli jatah pupuk bersubsidi karena sudah dihabiskan lewat pembelian manual sebelum tanggal 1 September 2020, sehingga saat pemberlakuan kartu tani, para petani tidak bisa lagi mengambil jatah pupuk subsidinya.

Selain itu, dimungkinkan pula permasalahan timbul karena kartu tani dititipkan di KPL ataupun orang lain yang bukan pemilik asli kartu tani tersebut dan menyalahgunakannya. Sehingga, saat pemilik kartu tani asli ingin membeli pupuk subsidi, kuota di kartu taninya sudah berkurang atau bahkan habis. Oleh karena itu, pihaknya bersama BRI menghimbau agar kartu tani ini tidak dititipkan ke orang lain, tapi dipegang sendiri oleh masing-masing petani yang bersangkutan.

Toto pun berharap, seluruh permasalahan yang muncul di tahun 2020 ini bisa dievaluasi dan dicarikan jalan keluarnya agar kendala implementasi kartu tani tahun 2021 bisa diminimalisir. Lebih lanjut Toto menyampaikan, jumlah petani dan luas tanam berdasarkan e-RDKK Kabupaten Tegal tahun 2021 meningkat jika dibandingkan tahun 2020. Pihaknya mencatat ada peningkatan jumlah petani sebanyak 11.726 orang atau meningkat 15,35 persen dan bertambahnya luas tanam sebanyak 10.442 hektare atau meningkat 9 persen.

Baca Juga: Agatha Chelsea Ajak Pendengar Move On di Lagu 'Sudah Sampai Disini'

“Kesuksesan dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian distribusi pupuk bersubsidi lewat penggunaan kartu tani adalah kerja tim, kerja kolaborasi. Oleh karena itu, kekompakan, keseriusan, dan konsistensi dari petani, kelompok tani, KPL, distributor, petugas BRI dan pihak lain yang terkait sangatlah dibutuhkan,” jelasnya.***

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah