Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Tegal Masih Tersisa Ribuan Ton

- 15 Desember 2020, 12:43 WIB
Ilustrasi Sejumlah pekerja tengah memindahkan pupuk urea bersubsidi. / Foto: Pikiran Rakyat (Dodo Rihanto).
Ilustrasi Sejumlah pekerja tengah memindahkan pupuk urea bersubsidi. / Foto: Pikiran Rakyat (Dodo Rihanto). /

Namun, selama periode tersebut banyak petani membeli seluruh kuota pupuk subsidi yang dimilikinya selama setahun, termasuk kuota yang seharusnya diperuntukan masa tanam ketiga, yaitu bulan September, Oktober dan Desember.

Karena kebutuhan yang tinggi, seluruh pupuk subsidi itupun habis digunakan sebelum datangnya masa tanam ketiga. Akibatnya, di bulan September mulai terjadi gaduh kekurangan pupuk.

Baca Juga: BLT DD Tahap VII Disalurkan Kepada 173 KPM di Desa Bulakpacing

Selama ini, imbuh Toto, anjuran dosis pupuk subsidi dari Kementerian Pertanian belum mencukupi sepenuhnya kebutuhan di lapangan.

Misalnya, alokasi untuk pupuk urea yang disediakan pemerintah adalah 250 kilogram per hektare, sedangkan kebutuhan riilnya berkisar antara 335-350 kilogram per hektare. Sehingga, petani pun terpaksa menggunakan jatah pupuk subsidi yang sebenarnya untuk musim tanam ketiga atau membeli pupuk nonsubsidi guna mencukupi kebutuhannya.

Di sisi lain, sinyalemen kekurangan pupuk bersubsidi tahun ini sesungguhnya sudah terpetakan sejak awal, yaitu saat pihaknya menerima realisasi alokasi dari Kementerian Pertanian.

Baca Juga: Siaga Bencana, Korbrimob Siapkan Ribuan Personel Terlatih DVI

Dari usulan kebutuhan pupuk urea sesuai RDKK yang sebanyak 36.227,28 ton, teralokasikan sebanyak 34.900 ton atau berkurang 3,66 persen. Sedangkan untuk pupuk SP-36, dari ajuan 11.920,84 ton, teralokasikan 4.283 ton atau berkurang 64 persen. Kemudian pupuk ZA, dari ajuan 8.703,17 ton, teralokasikan 4.584 ton atau berkurang 47,3 persen. Pupuk NPK, dari ajuan 10.065,14 ton teralokasikan 8.595 ton atau berkurang 14,6 persen. Adapun pupuk organik, dari ajuan 21.984,06 ton, teralokasikan 3.531 ton atau berkurang 83,9 persen.

Di sisi lain, Toto mengakui jika kebijakan kartu tani ini perlu banyak pembenahan, sehingga diharapkan di tahun 2021 mendatang tidak ditemui lagi kendala dalam penggunaannya.

Kartu tani ini, ungkap Toto, digunakan secara khusus untuk membaca alokasi pupuk bersubsidi dan transaksi pembayarannya melalui mesin electronic data capture (EDC) Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang ada di 177 kios pupuk lengkap (KPL) di Kabupaten Tegal. Kartu tani ini dapat pula berfungsi untuk melakukan seluruh transaksi perbankan pada umumnya.

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah