48 Hektare Hutan Lindung di Kabupaten Tegal Rusak, Penghijauan dan Penegakan Hukum Diharapkan Jadi Solusi

- 8 November 2023, 19:34 WIB
Bupati Tegal Umi Azizah saat Rapat Koordinasi upaya penyelesaian penanganan hutan lindung pasca perambahan oleh masyarakat secara komprehensif tingkat Kabupaten Tegal.
Bupati Tegal Umi Azizah saat Rapat Koordinasi upaya penyelesaian penanganan hutan lindung pasca perambahan oleh masyarakat secara komprehensif tingkat Kabupaten Tegal. /Dok. Humas Pemkab Tegal/

KABAR TEGAL - Kondisi kawasan hutan lindung di kaki Gunung Slamet kian mengkhawatirkan. Sebagian besar hutan tersebut rusak akibat perambahan untuk aktivitas pertanian.

Gerakan penghijauan dengan penanaman pohon disertai penegakan hukum yang tegas diharapkan jadi solusi.

Hal ini mengemuka saat berlangsung rapat koordinasi upaya penyelesaian penanganan hutan lindung pasca perambahan oleh masyarakat yang digelar di Ruang Rapat Bupati Tegal, Rabu, 1 November 2023.

Baca Juga: Satgas Karhutla Kabupaten Pemalang Gelar Apel Siaga, Upaya Kolaboratif Tangani Ancaman Kebakaran Hutan

Kerusakan kawasan hutan lindung berketinggian 1.900-2.200 meter di atas permukaan laut yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Tegal luasnya mencapai 48 hektare.

Sedangkan di wilayah administrasi Kabupaten Brebes luasnya 106 hektare. Sebelumnya, penyerobotan lahan hutan oleh warga desa untuk ditanami kentang juga dilakukan di kawasan hutan produksi yang luasnya ratusan hektare. Informasi ini disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal Muchtar Mawardi.

Dari tampilan citra satelit tahun 2018, kerusakan hutan di Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa sudah mencapai ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut atau sekitar 5,5 kilometer jaraknya dari puncak Gunung Slamet.

Bupati Tegal Umi Azizah mengaku prihatin melihat kondisi lahan kritis di kawasan hutan ini. Selain berpotensi mengakibatkan bencana banjir bandang seperti yang pernah terjadi di Pancuran 13 objek wisata Guci dan di Dukuh Kalipedes, Desa Sigedong beberapa waktu lalu, dampaknya terhadap kehidupan masyarakat luas juga nyata adanya.

Ini tidak terlepas dari fungsi kawasan tersebut sebagai area tangkapan air air hujan sekaligus penyaring emisi gas karbon untuk meredam dampak pemanasan global.

Baca Juga: Kunjungi Hutan Mangrove Dukuh Pandansari Brebes, Menteri KKP Beri Apresiasi Kepada Pegiat Lingkungan Pesisir

Halaman:

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x