Berbagai sektor seperti perekonomian, pendidikan, kesehatan dan sosial terpukul karena mengalami tekanan yang sangat besar, termasuk pemimpin politik.
“Persoalan ini masih sering terjadi, salah satunya pandemi yang menuntut langkah penyelesaian dan solusi. Seperti lowongan pekerjaan, penurunan penghasilan masyarakat, serta penanganan medis, daya tampung rumah sakit dan sumber daya tenaga kesehatan kita terbatas,” kata Umi.
Baca Juga: Terhitung Hari Ini, Pemerintah Resmi Larang Semua Kegiatan FPI
Dalam konteks inilah, masih Umi, politik mendapat relevansinya. Ia menjelaskan muara dari kegiatan politik adalah keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Memang sebagian politisi masih belum sadar, tidak peka terhadap situasi krisis seperti pemborosan keuangan negara yang relevansinya dengan kepentingan bangsa ini melawan Covid-19, memulihkan ekonomi nasional, dan membangun jaring pengaman sosial bertolak belakang. Itu membuat citra perpolitikan dalam negeri menjadi tidak baik,” kata Umi.
Kondisi tersebutlah yang membuat sebagian masyarakat jengah dengan aktifitas politik. Menurutnya, masalah tersebut akan berimbas pada menurunnya tingkat partisipasi publik dalam pemilihan umum, terlebih pemilihan legislatif.
Baca Juga: Tingkat Kejahatan di Jateng Alami Penurunan Selama 2020
Umi berharap, melalui forum pendidikan politik ini diharapkan bisa memotivasi diri untuk ikut serta menumbuhkan dan menciptakan iklim kehidupan politik yang lebih baik dan bertanggungjawab.***