Lembaga Adat Keraton Surakarta Lakukan Jamasan Astana Sunan Amangkurat Agung

3 September 2021, 14:08 WIB
GKR Koes Moertiyah Wandansari bersama keturunan Pakubuwono dari Keraton Surakarta / kabar tegal /Ade W/

KABAR TEGAL - Jamasan Astana Sunan Amangkurat Agung untuk kedua kalinya dilakukan oleh Lembaga Adat Keraton Surakarta, di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jum'at (3 September 2021).

Menurut Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari (Pakubuwono XII), rangkaian acara jamasan ini dilakukan selama 3 hari di Keraton Surakarta dengan terlebih dahulu melakukan selamatan untuk membuat kelambu yang akan dipakai mengganti kelambu yang ada di makam Sunan Amangkurat I.

"Tadi malam kebetulan malam Jum'at terakhir di bulan Suro kami sudah mempersiapkan kelambu yang akan dipakai oleh Sinuhun Eyang Amangkurat, sampai disini kita langsung melakukan persiapan upacara, termasuk tahlil dan dzikir tadi sudah dilaksanakan," kata GKR Koes Moertiyah Wandansari.

Baca Juga: Mengungkap Sisi Lain dari Prosesi Jamasan Makam Sunan Amangkurat I di Tengah Pandemi

Rombongan yang berjumlah kurang lebih 70 orang terdiri dari sentono (kerabat keraton), prajurit dan grup marching drum melakukan prosesi secara khidmat.

"Alkhamdulillah tadi acara sudah selesai, kami dari Lembaga Adat Keraton Surakarta sudah 18 tahun ini melakukan ritual jamasan walaupun sebelumnya juga pernah dilakukan namun sempat terhenti di tahun 1945," terangnya.

Disebutkan juga oleh GKR Koes Moertiyah Wandansari, rombongan yang turut serta hadir sebagian besar adalah keturunan dari Pakubuwono I sampai XIII.

Baca Juga: Dulu Semrawut, Kini Halaman Pasar Banjaran Mulai Bersih dan Rapi

"Kebetulan disini juga hadir putra tertua dari sinuhun Pakubuwono ke XIII dan saya sendiri dari Pakubuwono ke XII, termasuk dari semua keturunan juga hadir," sebutnya.

Berdasarkan sejarah, Sunan Amangkurat I merupakan raja Mataram keempat dengan gelar susuhunan yang memerintah dari 1646 hingga meninggalnya pada 1677.

Sunan Amangkurat I meninggal di daerah Banyumas utara ketika dalam pelarian, dan berwasiat agar dimakamkan di dekat gurunya, yang lokasinya di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Karena tanahnya berbau harum, daerah tempat makam Sunan Amangkurat I dijuluki Tegal Arum.

Baca Juga: Margajaya Pedukuhan Kecil di Desa Tonggara Bertahun-tahun Alami Krisis Air Bersih

Sementara Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Agus Wardana menyampaikan bahwa Jamasan Astana Sunan Amangkurat Agung yang kedua ini merupakan wewenang dari Lembaga Adat Keraton Surakarta.

"Sebelumnya memang sempat dilakukan Jamasan juga, saya selaku ketua panitianya. Bagi saya di dewan kebudayaan tidak tahu permasalahannya. Apapun masalahnya, makam Sunan Amangkurat I ini ada di Tegal sehingga kita yang ada disini hanya mengikuti, sementara untuk konfliknya bukan ranahnya orang Tegal," jelas pria yang akrab dengan panggilan Awe.

Ditambahkan, bahwa Dewan Kebudayaan Kabupaten Tegal mengambil sikap hanya melayani dan sebagai tuan rumah yang baik terhadap pihak Keraton Surakarta yang mau ziarah ketemu dengan eyangnya.

Baca Juga: Cabuli Gadis 19 Kali Hingga Hamil 5 Bulan, Seorang Dukun Cabul di Tarub Dibekuk Satreskrim Polres Tegal

"Keuntungan yang kami dapat dari dewan kebudayaan adalah makin meriah, tahun ini dalam satu minggu ada dua kegiatan jamasan. Apapun kegiatannya, kami berprinsip bagaimana menganggkat kebudayaan di Tegal, masyarakat ekonominya juga berjalan dengan adanya kegiatan ini," tandasnya.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler