Cek Fakta: DIY Rawan Sifilis? Begini Kata Dokter Tri Kusumo Bawono

27 Mei 2023, 15:23 WIB
Cek Fakta: DIY Rawan Sifilis? Begini Kata Dokter Tri Kusumo Bawono /Antara

KABAR TEGAL – Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) sifilis di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkesan mengalami peningkatan yang begitu pesat.

Saat ini layanan kesehatan puskesmas wilayah DIY menambah layanan pemeriksaan dan pengobatan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS).

Sifilis merupakan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), yang disebabkan karena bakteri.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Ke-91, PSIS Semarang Gelar Acara Bersholawat Bersama Habib Syekh

Seseorang dapat terifeksi bakteri tersebut karena melakukan hubungan seksual dengan banyak orang, kususnya mereka yang sering melakukan oral ataupun anal.

Penyakit ini merupakan penyakit yang gejalanya bertahap dalam waktu yang cukup lama. Pada tahap awal, rata-rata penderita tidak sadar akan gejalanya.

Tetapi pada stadium akhir penyakit ini adalah penyakit yang sangat mematikan.

Penambahan layanan pemeriksaan dan pengobatan di wilayah DIY ini karena jumlah penderita semakin meningkat di setiap harinya. Apakah benar begitu?

“Berdasarkan data sistem informasi HIV dan AIDS Kementrian Kesehatan di tahun 2020 tercatat 167 kasus dan di 2021 bertambah 74, sehingga total mencapai 141 kasus, di tahun 2022 kembali naik cukup signifikan mencapai 192 kasus, sehingga kasus sifilis yang tercatat di DIY pada 2022 sebanyak 133 kasus”, dikutip dari video Antara.

Baca Juga: Sat Lantas Polres Brebes Bagi 50 Paket Sembako Kepada Tukang Becak Bentuk Peduli Masyarakat

Menurut dr. Tri Kusumo Bawono, dokter yang berfokus pada peyakit HIV/AIDS dan penyakit kelamin pada 25 Mei 2023, bahwa peningkatan kasus sifilis bukan karena pasien bertambah, melainkan karena layanan kesehatan dan pengobatan penyakit infeksi menular seksual tersebut bertambah di puskesmas wilayah DIY.

Sebelumnya di wilayah Yogyakarta hanya ada dua puskesmas yang melayani layanan pemeriksaan dan pengobatan penyakit raja singa tersebut.

Namun, sejak 2020 terdapat 7 puskesmas yang membuka layanan pengobatan penyalkit sifilis.

“semakin banyak layanan, semakin banyak yang ditemukan. Jadi, kasusnya semakin meningkat, kesannya” ujar dr. Tri Kusumo Bawono kepala Puskesmas Gedongtengen, Yogyakarta.

Pada data memang ditunjukkan bahwa terjadi peningkatan penderita penyakit menular seksual tersebut.

Tetapi sebab yang sebenarnya adalah karena bertambahnya layanan pemeriksaana dan pengobatan penyakit infeksi menular seksual di puskesmas-puskesmas wilayah DIY.

Jadi, semakin bertambahnya layanan, ketika tersosialisasikan ke masyarakat maka banyak masyarakat yang sadar untuk segera melakukan pemeriksaan.Hal inipun akan mengurangi resiko seseorang mengidap penyakit sifilis yang parah.

Baca Juga: Nadiem Makarim: Rekrutmen Guru Bakal Dilakukan Lewat Marketplace

Data dari dinas kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa berdasar jenis kelamin, penderita sifilis banyak diderita oleh laki-laki daripada perempuan dengan rentang usia 25 hingga 49 tahun.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler