Jokowi Tegaskan Vaksin COVID -19 Di Indonesia Harus Masuk Daftar WHO

- 18 November 2020, 10:11 WIB
Presiden Jokowi menyampaikan keterangan terkait vaksin COVID-19 di Puskesmas Tanah Sereal Bogor, Rabu (18/11). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Presiden Jokowi menyampaikan keterangan terkait vaksin COVID-19 di Puskesmas Tanah Sereal Bogor, Rabu (18/11). (ANTARA/Desca Lidya Natalia) /

"Setelah mendapatkan izin dari BPOM baru kita lakukan vaksinasi. Kaidah-kaidah 'scientific', kaidah-kaidah ilmiah ini juga saya sudah sampaikan wajib diikuti. Kita ingin keselamatan, keamanan masyarakat itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi," tegas Presiden.


Pemerintah Indonesia diketahui sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal China yaitu Sinovac, Sinopharm dan CanSino masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin. Vaksin itu rencananya akan diproduksi oleh BUMN PT Bio Farma.

Baca Juga: Jokowi Bagi-Bagi 1 Juta Sertipikat Secara Virtual

Uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 Sinovac sedang dilakukan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran sejak Agustus 2020 dan sudah ada 1.620 orang relawan yang mendapatkan suntikan pertama dan belum ditemukan efek samping.

Bio Farma diminta untuk mulai menyiapkan vaksin COVID-19 siap edar sebanyak tiga juta dosis mulai November 2020 tapi penggunaannya tetap menunggu persetujuan dari BPOM.

Selain dengan China, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pertengahan Agustus dengan memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma.

Baca Juga: Aplikasi Desa Digital Bukti Keseriusan Desa di Kabupaten Tegal Hadapi Revolusi Idustri 4.0

Kemudian masih ada 100 juta dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi AstraZeneca diharapkan dapat dilakukan pengiriman pertama pada kuartal kedua 2021.***

Sumber : Antara

Halaman:

Editor: Chaerul Azmi


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah