Kenaikan angka surplus ini disebabkan karena kenaikan harga komoditas pangan. Ekspor terbesar Indonesia ke Belanda didominasi oleh CPO yang diolah lanjut menjadi minyak goreng.
Baca Juga: Mantan Walikota Tegal Ikmal Jaya Bebas Usai Jalani Hampir Delapan Tahun Penjara Akibat Korupsi
Jika dirunut sejarahnya, hubungan perdagangan Indonesia dengan Belanda sudah terjalin sangat lama sejak kedatangan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) ke wilayah Nusantara, sampai akhirnya hubungan tersebut bergeser menjadi penjajahan.
Didirikan pada 1602, perusahaan yang menguasai rempah-rempah dari Indonesia ini jadi perusahaan terbesar di dunia sepanjang sejarah karena bernilai USD7,9 triliun pada 1637.
Perusahaan Hindia Timur Belanda ini sukses besar. Bahkan, nilai perusahaan ini masih jauh lebih besar dibandingkan perusahaan super kaya di zaman sekarang ini.
Baca Juga: Sidak Ke SMAN 5 Semarang, Ganjar Pastikan PPDB 2022 Berjalan Lancar
Pasalnya, perusahaan Apple yang terkaya saat ini pun hanya bernilai USD 3 triliun atau Rp. 42.900 triliun.
Di bawahnya, ada pula raksasa Microsoft yang bernilai USD 2,6 triliun atau sekitar Rp. 37.180 triliun.
Perusahaan Alphabet menjadi yang terkaya ketiga dengan nilai USD 1,9 triliun atau Rp. 27.170 triliun dan Tesla, sang produsen mobil terkemuka pun kalah jauh dengan kekayaan VOC.