Perangi Kelaparan, Indonesia Persiapkan Nuklir

- 30 November 2020, 12:17 WIB
Petani dan Pendiri Sanggar Rojo Lele Eksan Hartanto (kiri) dalam bincang podcast BeRISIK ANTARA mengungkapkan harapan akan adanya inovasi pertanian dari BATAN. ANTARA/Ichan/am.
Petani dan Pendiri Sanggar Rojo Lele Eksan Hartanto (kiri) dalam bincang podcast BeRISIK ANTARA mengungkapkan harapan akan adanya inovasi pertanian dari BATAN. ANTARA/Ichan/am. /

"Radiasi bisa dari luar dan dalam. Dari dalam tubuh seperti memasukkan materi radioaktif ke tubuh dengan dosis kecil, setelah masuk ke organ tertentu, gambarnya bisa ditangkap detektor dan pesan diubah menjadi gambar, sehingga bisa diketahui secara persis ukuran kankernya, bentuknya seperti apa. Dengan itu, dokter bedah tidak perlu membongkar bagian tubuh pasien terlalu banyak, karena tahu di mana posisi kankernya," katanya.

Pada bidang pangan, Anhar mengatakan teknologi nuklir bisa membuat produk pangan ekspor lebih tahan lama, sehingga meningkatkan nilai ekonominya, tetapi produk tetap memiliki standar aman dikonsumsi.

Baca Juga: Wakapolda Jateng Pastikan Personel Pengamanan Pilkada Sehat

Makanan laut banyak yang memiliki tingkat ketahanan tidak lama dibandingkan jenis makanan lainnya, namun dengan radiasi maka dapat dihilangkan bakterinya sehingga makanan laut atau seafood akan lebih tahan lama.

Penerapan sistem radiasi makanan tersebut sudah banyak dan terbukti diaplikasikan oleh banyak perusahaan makanan di industri pengolahan. Anhar mengatakan peran teknologi nuklir seperti disebut di atas adalah sedikit contoh manfaat bagi aspek pangan dan kesehatan. Masih banyak manfaat lain.

Kepala BATAN mengatakan selama teknologi nuklir diselenggarakan secara seksama, keamanan dan keselamatan dapat terjamin. Ada kekhawatiran masyarakat mengenai dampak negatif nuklir dan radiasinya. Dia tidak menampik fakta itu pernah terjadi tragedi teknologi nuklir di Chernobyl, Rusia dan di Fukushima Daiichi, Jepang.

Baca Juga: Positif Covid-19, Ketua PBNU Titip Pesan Kepada Warga NU

Ia mengatakan kerusakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Fukushima Daiichi yang merupakan teknologi generasi kedua sejatinya sudah diantisipasi dari gempa bumi. Tetapi, teknologi generasi 2 belum mengantisipasi kerusakan fasilitas karena tsunami.

Akan tetapi, kata dia, teknologi keamanan dan keselamatan fasilitas nuklir sudah banyak kemajuan dan tergolong baik. "Korban dari radiasi itu hampir tidak ada, bahkan di Chernobyl juga tidak sebesar yang dikhawatirkan, tapi akibat psikologisnya lumayan," katanya.

Hal nyata juga dirasakan langsung oleh petani milenial asal Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Eksan Hartanto. Ia memahmi langsung bahwa jenis padi legendaris “Rojo Lele” ternyata bisa dibangkitkan kembali bibitnya melalui sistem iradiasi pangan.

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x