Wow, Harris Turino Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Dibandingkan Belanda, Ini Rinciannya

21 Juni 2022, 17:26 WIB
Harris Turino, Anggota DPR RI /Kabar Tegal/Instagram @harristurino

KABAR TEGAL - Harris Turino, Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan saat ini sedang melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) di Amsterdam, Belanda.

Ia mendarat di Amsterdam dan dijemput oleh rekannya, Sabbat Christian, Atase Perdagangan Indonesia di KBRI Belanda.

Harris Turino dan Sabbat sempat makan siang sambil ngobrol mengenai neraca perdagangan Indonesia - Belanda.

Baca Juga: KA Argo Sindoro Tabrak Minibus dan Terseret Sejauh 1,5 Kilometer, Sopir Tewas

Menurut Sabbat, neraca perdagangan Indonesia dengan Belanda mencatatkan surplus USD 3,79 miliar sepanjang 2021.

Surplus tersebut tumbuh 63,92% dibanding tahun sebelumnya, sekaligus menjadi capaian tertinggi dalam 6 tahun terakhir.

Total nilai perdagangan Indonesia dengan Belanda juga tumbuh 39,81% dari USD 3,92 miliar pada 2020 menjadi USD 5,48 miliar pada 2021.

Baca Juga: Amankah Mengonsumsi Daging Sapi yang Terkontaminasi PMK? Begini Penjelasannya

Rinciannya, nilai ekspor Indonesia ke Belanda tumbuh 48,75% menjadi USD 4,63 miliar pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.

Sedangkan nilai impor Indonesia dari Negeri Kincir Angin tersebut naik 5,2% menjadi USD 846,12 juta pada 2021.

Kenaikan angka surplus ini disebabkan karena kenaikan harga komoditas pangan. Ekspor terbesar Indonesia ke Belanda didominasi oleh CPO yang diolah lanjut menjadi minyak goreng.

Baca Juga: Mantan Walikota Tegal Ikmal Jaya Bebas Usai Jalani Hampir Delapan Tahun Penjara Akibat Korupsi

Jika dirunut sejarahnya, hubungan perdagangan Indonesia dengan Belanda sudah terjalin sangat lama sejak kedatangan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) ke wilayah Nusantara, sampai akhirnya hubungan tersebut bergeser menjadi penjajahan.

Didirikan pada 1602, perusahaan yang menguasai rempah-rempah dari Indonesia ini jadi perusahaan terbesar di dunia sepanjang sejarah karena bernilai USD7,9 triliun pada 1637.

Perusahaan Hindia Timur Belanda ini sukses besar. Bahkan, nilai perusahaan ini masih jauh lebih besar dibandingkan perusahaan super kaya di zaman sekarang ini.

Baca Juga: Sidak Ke SMAN 5 Semarang, Ganjar Pastikan PPDB 2022 Berjalan Lancar

Pasalnya, perusahaan Apple yang terkaya saat ini pun hanya bernilai USD 3 triliun atau Rp. 42.900 triliun.

Di bawahnya, ada pula raksasa Microsoft yang bernilai USD 2,6 triliun atau sekitar Rp. 37.180 triliun.

Perusahaan Alphabet menjadi yang terkaya ketiga dengan nilai USD 1,9 triliun atau Rp. 27.170 triliun dan Tesla, sang produsen mobil terkemuka pun kalah jauh dengan kekayaan VOC.

Baca Juga: Serem Banget! Trailer Film 'Pengabdi Setan 2' Akhirnya Muncul, Berikut Jadwal Tayang Filmnya di Bioskop

Perusahaan ini "hanya" bernilai USD 1 triliun atau setara dengan Rp. 14.300 triliun.

"Hebat ya kekayaan negara kita. Pantas kalau Belanda, negara dengan hanya 17 juta penduduk, bisa menjadi salah satu negara kaya di Eropa, dengan menguasai Indonesia (lewat VOC atau secara langsung) selama lebih dari 350 tahun," ungkap Harris.

"Sudah saatnya kita mengembalikan masa kejayaan Indonesia. Yuk bareng-bareng kita berkontribusi sesuai dengan peran kita masing-masing," pungkas Harris mengajak masyarakat Indonesia untuk semaksimal mungkin berkontribusi memajukan perekonomian Indonesia. ***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler