Kunjungi PBNU, Nadiem Minta Maaf Atas Polemik Kamus Sejarah Indonesia

- 24 April 2021, 16:05 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim (ketiga dari kiri) saat bersilaturahmi dengan jajaran PBNU di kantor PBNU, Jakarta, Kamis 22 April 2021.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim (ketiga dari kiri) saat bersilaturahmi dengan jajaran PBNU di kantor PBNU, Jakarta, Kamis 22 April 2021. /Dok.Kemendikbud RI/

KABAR TEGAL - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim bersilaturahmi dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di kantor PBNU, Jakarta, Kamis, 22 April 2021.

Ia diterima oleh Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siroj beserta jajaran, serta turut hadir putri Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid.

Mendikbud mengungkapkan maksud kedatangannya adalah untuk bersilaturahmi sekaligus meluruskan isu yang beredar mengenai tokoh pendiri NU dalam draf naskah Kamus Sejarah Indonesia yang beredar di masyarakat.

Baca Juga: Nadiem Makarim Turut Berduka Atas Meninggalnya 2 Guru di Papua Akibat Teror KKB

"Walaupun ini dirancang sebelum saya menjadi menteri, tetapi sebagai menteri yang sekarang, itu tanggung jawab saya untuk mengkoreksi. Kita akan segera melakukan revisi naskah Kamus Sejarah ini," disampaikan Mendikbud.

Nadiem Makarim dalam kunjungannya itu juga meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi, terutama kepada warga NU, karena sempat ramai beredar kabar nama pendiri NU KH Hasyim Asy'ari tak tercantum.

Dalam diskusi bersama para para pengurus NU ditemukan beberapa isu dan ketidaklengkapan dalam draf naskah Kamus Sejarah Indonesia. Mendikbud berkomitmen untuk segera menyempurnakannya.

"Segera, kami akan melakukan pelurusan isu ini dengan input dari NU dan organisasi organisasi lainnya dan sejarawan-sejarawan yang akan melengkapi kamus ini," tegasnya.

Baca Juga: Polres Tegal Terima Kunjungan Tim Supervisi Operasi Candi 2021 Polda Jateng

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama telah menyampaikan kritik, saran, dan masukan kepada Mendikbud terkait draf naskah Kamus Sejarah Indonesia.

"Pak Menteri akan menyusun tim baru, melakukan revisi total, dan PBNU telah menugaskan Bapak K.H. Arifin Junaedi untuk menjadi salah satu tim perumus yang akan menyampaikan masukan-masukan agar sejarah ini dapat diluruskan," tutur Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini.

Usai diskusi, Mendikbud menerima Ensiklopedia Nahdlatul Ulama dari K.H. Said Aqil Siroj sebagai salah satu bentuk dukungan PBNU dalam penyempurnaan Kamus Sejarah Indonesia.

Baca Juga: Terpaut 24 Tahun, Ustaz Abdul Somad Bakal Nikahi Gadis Jombang

Yenny Wahid menyampaikan bahwa NU dan Keluarga Gus Dur mengapresiasi respons cepat dan positif dari Mendikbud dan jajarannya dalam menangani isu Kamus Sejarah Indonesia.

"Kita bersyukur, hikmah dari kejadian ini adalah kamus tersebut dapat kita perbaiki sebagai bahan pembelajaran bagi generasi muda ke depan agar lebih mengenal lagi tokoh-tokoh bangsa, serta kontribusi mereka terhadap kemerdekaan maupun pengisian kemerdekaan bangsa Indonesia," ungkap Direktur Wahid Foundation itu.

Yenny menegaskan bahwa pihak Nahdlatul Ulama dan Keluarga Gus Dur menganggap polemik Kamus Sejarah Indonesia telah selesai.

"Kita akan memberikan asistensi kepada mas Nadiem dan timnya untuk merevisi buku Kamus Sejarah itu supaya lebih lengkap," janjinya.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah