Network
KABAR TEGAL - Percaya dengan Ramalan Zodiak mungkin dianggap biasa saja dan umum bagi masyarakat. Namun, bagaimana Islam memandang hal tersebut?
Zodiak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diARTIKAN sebagai lingkaran khayal di cakrawala yang dibagi menjadi dua belas tanda perbintangan.
Sedangkan Ramalan Zodiak diartikan sebagai astrologi ilmu perbintangan yang dipakai untuk meramal dan mengetahui nasib orang. Bolehkah kita mempercayai Ramalan Zodiak?
Baca Juga: Mitos Atau Fakta Kentut dalam Air Membatalkan Puasa, Simak Penjelasannya
Dalam Ramalan Zodiak praktinya dilakukan dengan cara mengaitkan karakteristik khas zodiak dengan bulan kelahiran seseorang. Sehingga menganggap karakteristik tampak berkaitan erat menentukan jalan nasib seseorang yang lahir pada bulan tersebut.
Dalam Islam nasib bersifat ghaib. Sedangkan yang ghaib itu berada di tangan Allah. Artinya, kita harus berbaik sangka kepada Allah.
Ramalan zodiak dan apapun bentuk sebab-akibat merupakan hukum adi. Hukum adi secara utuh disebutkan oleh Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya ketika mengulas akidah Ahlussunnah wal Jamaah dalam Kitab Sifat Dua Puluh berikut ini:
“Artinya hukum adi yaitu menetapkan suatu barang bagi suatu barang atau menafikan suatu barang pada suatu barang dengan lantaran berulang-ulang serta sah bersalahan dan juga dengan tiada memberi bekas salah suatu itu pada yang lain,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Kitab Sifat Dua Puluh [Indonesia, Syirkah Maktabah Al-Madaniyyah] halaman 4).
Baca Juga: Mitos Atau Fakta Menelan Ludah Membatalkan Puasa, Simak Penjelasan Menurut Para Ulama
Ramalan Zodiak itu bisa saja tidak terbukti sama sekali. Lalu bagaimana kita menempatkan relasi sebab-akibat antara Zodiak dengan nasib seseorang?
Syekh Ibahim Al-Baijuri menyebut sedikitnya empat sikap manusia memandang relasi tersebut.
