Tolak Politik Identitas, Sejumlah Pengurus GP Ansor dan Banser Kabupaten Tegal Mengundurkan Diri

1 September 2023, 19:21 WIB
Sejumlah pengurus GP Ansor dan Banser Kabupaten Tegal menunjukkan surat pernyataan pengunduran diri dari jabatan struktural. /Kabar Tegal/Dwi Prasetyo Asriyanto

KABAR TEGAL - Menolak adanya politik identitas di dalam organisasi, sejumlah pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Banser Kabupaten Tegal mengundurkan diri dari jabatan struktural. 

Hal tersebut dituangkan dalam surat pernyataan bermaterai tertanggal 1 September 2023 yang ditujukan kepada Ketua PC GP Ansor Kabupaten Tegal dengan tembusan Pimpinan Ansor Jawa Tengah dan Pimpinan Pusat GP Ansor.

Pengunduran sejumlah pengurus GP Ansor Kabupaten Tegal tersebut disampaikan Wakil Sekretaris PC GP Ansor Kabupaten Tegal bidang ke-Banser-an dan Ketua PAC Caretaker GP Ansor Kecamatan Adiwerna, Achmad Chanif. 

Baca Juga: Eks Ketua PCNU Kabupaten Tegal Buka Suara Soal Polemik Mobil Bantuan Operasional dari Bachrudin Nasori

"Kami menyatakan mengundurkan diri dari struktur PC GP Ansor Kabupaten Tegal," ujar Chanif kepada wartawan di Makam Ki Enthus Susmono, Jumat, 1 September 2023.

Menurutnya, hal tersebut dilakukan setelah mencermati perkembangan organisasi GP Ansor Kabupaten Tegal menjelang Pemilu 2024. Ia menilai, adanya gerakan politik identitas yang menjadikan organisasi tersebut menjadi alat politik untuk memenangkan salah satu caleg (calon legislatif). 

"Saat ini, kami melihat PC GP Ansor Kabupaten Tegal dalam kondisi sakit. Kondisi organisasi juga sudah tidak stabil, ditengarai dan dikendalikan oleh salah seorang tokoh politik yang bukan merupakan dari lingkaran GP Ansor," katanya. 

Baca Juga: Soal Penarikan Mobil Bantuan Operasional oleh Bachrudin Nasori, Ini Tanggapan PCNU Kabupaten Tegal

Ia menerangkan, GP Ansor seharusnya bersifat netral, apalagi sampai bisa dikendalikan oleh pihak-pihak yang bersifat politik. 

"Indikasinya pada saat ini ada usaha penggiringan masa seperti pemaksaan tarhadap anggota Ansor untuk memenangkan salah satu calon legislatif dari salah satu partai politik dengan membentuk laskar-laskar," tuturnya. 

Lebih lanjut, Chanif mengakui bahwa sekarang ada indikasi politisasi dan cenderung adanya gerakan politik identitas, yang mana pesan dari Ketua umum PP GP Ansor harus melawan politik identitas. 

Baca Juga: Bachrudin Nasori Tarik Mobil Bantuan Operasional PCNU, Tak Terima Namanya Dihapus di Badan Mobil

"Kalau menggunakan identitas Ansor atau Banser untuk tujuan politik tertentu, ini kan sama saja dengan politik identitas. Jadi harus kami lawan, perlawanan kami ya dengan cara mengundurkan diri," tegasnya.

Chanif menegaskan, penguduran diri tersebut, murni dari hati nuraninya masing-masing, memiliki persepsi dan pandangan yang sama dan menyatakan pengunduran diri bersama-sama.

"Kami tidak mengajak-ajak dan tidak mengkoordinir, kami hanya mundur dari struktural saja," tuturnya.

Baca Juga: Jelang Operasi Zebra, Polres Brebes Gelar Latihan Pra Operasi

Adapun 10 pengurus yang mengundurkan diri diantaranya Wakil Kepala Satkorcab Banser, Kepala Satsus Balakar, Kepala Satsus Basada, Kepala Satsus Basada, Anggota Satsus Basada dan beberapa pengurus lainnya. 

"Tiga orang Ansor dan tujuh orang Banser," tukasnya. 

Sementara itu, Ki Haryo Enthus Susmono, salah satu anggota Banser Kabupaten Tegal, berharap kegaduhan yang terjadi segera berakhir. 

"Harapan saya semoga teman-teman di GP Ansor dan Satkorcab Banser bisa menata kembali supaya kegaduhan ini segera mereda. Saya nggak pengin itu Banser dibenci orang-orang," pungkasnya.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Tags

Terkini

Terpopuler