Hendaknya, siswa bisa selektif dan bijak dalam menanggapi hal-hal di medsos jika terdapat konten yang menyalahkan kebaikan.
Baca Juga: Larangan Mudik Lebaran 2021, Dishub Jateng Siapkan 3 Skenario
"Kalau di medsos ada yang serem, kita beri contoh yang baik," sambungnya.
Ganjar menambahkan jika paham radikal semacam itu, biasanya bersliweran di media sosial. Dengan kecenderungan, biasanya dilakukan oleh kelompok tertentu atau sekelompok kecil yang merasa paling benar sendiri.
"Ciri radikal itu fanatik, menganggap diri benar, yang lain salah, intoleran, tidak mau menerima perbedaan dan keyakinan orang lain, revolusioner ingin ada perubahan secara drastis. Tidak jarang ada kekerasan, eklusif atau memisahkan diri," ujarnya.
Baca Juga: Siap-Siap! Nekat Mudik Lebaran 2021 ke Jawa Tengah, Dikarantina Dua Minggu
Dalam kesempatan itu, Ganjar sempat menanyakan beberapa hal kepada siswa se-Jawa Tengah yang hadir secara daring.
Ganjar mengajarkan pada siswa untuk bersikap toleransi terhadap hal-hal yang kaitannya dengan perbedaan seperti suku, agama, golongan di sekitar mereka.
Salah satu upaya menangkal radikalisme di antaranya dengan langkah preventif.
Baca Juga: Viral! Cerita Dibalik Pemberian Nama Bayi Unik di Brebes, Dinas Komunikasi Informatika Statistik