Tak Ada Warga Berani Urus Jenazah Covid-19, Aiptu Andi Turun Tangan Memulasarakan Tetangganya

5 Juli 2021, 20:23 WIB
Aksi Polisi Sat Samapta Polrestabes Semarang Aiptu Andi Surwano yang memberi diri memulasarakan jenazah terpapar Covid-19.* /

KABAR TEGAL- Aksi Polisi Sat Samapta Polrestabes Semarang Aiptu Andi Surwano patut diapresiasi.

Andi memberanikan diri memulasarakan jenazah terpapar Covid-19 yang merupakan tetangganya di Perum Graha Sendangmulyo Tembalang.

Dia menjadi garda terdepan dalam pemulasaraan jenazah karena tidak ada tetangganya yang berani.

Baca Juga: Simak Cara Lakukan Teknik Proning untuk Atasi Ketersediaan Oksigen yang Menipis

Anggota Polisi yang merupakan Kasubnit Pam Obvit Satsamapta Polrestabes Semarang ini hanya menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa jas hujan, jaket polisi hijau, sarung tangan, face shield saat memandikan jenazah.

Tidak ada satu pun warga yang ikut mendampingi pemulasaraan, kecuali modin setempat.

Andi menuturkan jenazah tersebut baru saja meninggal di rumah dan tidak satupun yang tahu bahwa terpapar Covid-19.

Baca Juga: Anggota BKO Yonif 407 Padmakusuma Lakukan Pendampingan Operasi Yustisi PPKM Darurat

Saat di bawa ke rumah tetangganya tersebut di vonis Covid-19.

"Saat dipulangkan dari rumah sakit ke rumah. Warga tidak ada yang berani. Pak modin tidak mempunyai teman. Akhirnya saya diundang," jelas dia, Minggu, 4 Juli 2021.

Awalnya, dia harus beradu argumen dengan istrinya saat memulasarkan jenazah covid 19.

Baca Juga: Dugaan Pencemaran Nama Baik, Pengasuh Pondok Pesantren di Tegal Bakal Laporkan Media Online ke Pihak Berwajib

Namun dirinya bisa meyakinkan istrinya untuk menolong memulasarakan jenazah 

"Awalnya saya ribut sama istri karena takut terpapar saat memandikan jenazah. Tapi saya bilang yang saya lakukan untuk menolong orang," ujarnya.

Berbekal ilmu pemulasaran jenazah Covid 19 yang dimiliki, dia memberanikan diri. APD yang digunakan seadanya. 

Baca Juga: 584 Kyai Wafat Selama Pandemi Covid-19, MUI Imbau Ponpes Waspada dan Hati-hati

"Saya menggunakan APD dirangkap jas hujan, dirangkap jaket polisi, sepatu boot saat memandikan jenazah. Masker saya rangkap tiga, pakai face shield juga. Yang saya tidak punya itu sarung tangan, maka saya lalu meminta tetangga yang merupakan petugas Puskesmas," jelasnya.

Andi telah mengetahui banyak risiko yang harus dihadapinya saat memulasarakan jenazah. Dirinya dengan telaten memandikan jenazah.

"Saya bermodal semprotan buat burung, lalu saya isi dengan cairan disinfektan. Secara aturan tidak boleh dimandikan. Tapi Mudinnya minta dimandikan, maka saya mandikan," tuturnya.

Baca Juga: Panglima TNI : Nakes Adalah Ksatria-Ksatria Negara Dalam Melawan Covid-19

Andi telah mengetahui risiko yang dihadapi saat menjadikan jenazah. Dirinya harus mengkarantina setelah melakukan pemulasaraan.

"Saya tidak langsung pulang ke rumah setelah memandikan jenazah. Saya mandi di rumah yang satunya dan baju saya beserta jas hujan langsung saya rendam detergen. Ya begitulah risikonya," jelasnya.

Ia menuturkan, setelah jenazah dimandikan, lalu dimakamkan ke Demak. Jenazah itu diangkut menggunakan mobil PMI.

Baca Juga: ODGJ Rentan Terpapar Covid-19, Selama Pandemi 1.934 ODGJ Terinfeksi Virus Corona

"Saya meminta doa agar saya kuat dapat membantu masyarakat," tandasnya.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Tags

Terkini

Terpopuler