Krisis Pangan Dunia Diperkirakan Terjadi Tahun 2023-2024, Menteri Pertanian Beri Himbauan Ini ke Masyarakat

17 Desember 2022, 10:59 WIB
Krisis Pangan Dunia Diperkirakan Terjadi Tahun 2023-2024, Menteri Pertanian Beri Himbauan Ini ke Masyarakat /

KABAR TEGAL - Krisis pangan yang menjadi kehawatiran di seluruh negara diperkirakan akan terjadi pada tahun 2023-2024.

Hal tersebut dijelaskan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bahwa dunia akan menghadapi krisis pangan pada tahun 2023-2024.

Syahrul Yasin Limpo juga menjelaskan bahwa krisis pangan merupakan suatu hal yang krusial bagi keberlangsungan hidup manusia.

Baca Juga: Tok! Pemerintah Resmi Tetapkan Hari Libur Tahun 2023, Berdasarkan SKB 3 Menteri, Berikut Rinciannya

Semua negara yang mengalami krisis pangan, tak terkecuali Indonesia harus bisa mempertahankan ketahanan pangan dan memprioritaskan masalah pertanian yang dihadapi saat ini maupun masa mendatang.

Syahrul juga menjelaskan bahwa negara Indonesia dikenal sebagai negara dengan pertumbuhan penduduk terbanyak di dunia.

Sehubungan dengan itu, harusnya Indonesia mampu memaksimalkan sumber daya alam (SDA) yang melimpah untuk menopang kekuatan di bidang pertanian.

Baca Juga: Pencairan BLT BBM Rp600 Ribu Tidak Perlu Datang ke Kantor Pos, Begini Penjelasan dari Menteri Sosial

"Kenapa saya bilang begitu? Karena penduduk yang besar ini kan perlu makan. Dan bisa apa kita tanpa makanan?," katanya dikutip Kabar-Tegal.com dari PikiranRakyat.com.

Ia juga mengungkapkan harapan kepada rakyat Indonesia bahwa dengan lahirnya pertanian yang unggul, lapangan pekerjaan terserap lebih banyak, sektor ekonomi maupun industri lain juga akan berjalan dengan baik.

"Yang paling penting, kita mau berani mengatakan, sepanjang rakyat masih bisa menanam berhentilah bergantung pada impor," kata Mentan menegaskan.

Baca Juga: Jadwal Penyaluran BSU 2022 Dipercepat September Ini, Begini Penjelasan Menteri Tenaga Kerja!

Berbeda pernyataan dengan Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bahwa 200 ribut ton beras impor telah tiba di Tanjong Priok Jakarta.

Menurut Zulhas beras impor digunakan untuk menambah cadangan beras Bulog berkutang banyak setelah operasi pasar kenaikan harga.

Mendag juga mengatakan bahwa langkah impor beras untuk menjaga kestabilan harga beras di pasar.

Baca Juga: Kunjungi Lapas Slawi, Dewi Aryani Berikan Bantuan Pupuk dan Pompa Air untuk Program Pertanian Pisang Cavendis

"Sebagian dari impor, 200 ribu sudah datang. Jadi biar tidak simpang siur. Yang mau impor itu tidak ada. Tidak ada yang ingin impor, jika produksi kita cukup. Buat apa kita impor, jika berasnya ada," katanya dikutip Kabar-Tegal.com dari Pikiran-Rakyat.com.

Ia juga menyebutkan data dari Kementan yang menunjukkan hasil surplus beras, tapi karena harga beras naik terus menerus secara signifikan, hingga mencapai Rp10.000 per liter. 

Pada akhirnya, Bulog memutuskan untuk melakukan operasi pasar dengan harga Rp8.300 per liter.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV HARI INI Sabtu, 17 Desember 2022: Inbox Spc Selebrasi Sang Juara Live, Tajwid Cinta

Dengan demikian masyarakat bisa memilih sesuai dengan kebutuhan dan budget.

Masyarakat dapat memilih beras sesuai dengan kualitasnya mulai dari beras yang bermerek, premium, dan beras Bulog yang terjamin harganya dari Pemerintah.***

 

 

Editor: Dessi Purbasari

Tags

Terkini

Terpopuler