رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ
Baca Juga: Jadwal Puasa Sebelum Idul Adha 2023, ini Bacaan Niat Puasa dan Arti dalam Bahasa Indonesia
Ya Robbi, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang soleh.” Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu beranjak dewasa... ya Robbi
Hati siapakah yang tak-kan merasa pilu saat diperintahkan menyembelih putra tersayang? Hati siapakah yang takkan merasa berat menghadapi perintah yang sangat pahit di hadapan?
Ketika Nabi Ibrahim `alaihis salam mengemukakan mimpinya itu kepada anaknya yang bernama Ismail `alaihis salam:
إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ
“Wahai anakku, aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelih engkau, bagaimana pendapatmu, wahai putraku?” (QS. Ash-Shaffat[37]: 102)
Mimpi para Nabi adalah wahyu.
Apakah jawaban dari putra kesayangan?
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّـهُ مِنَ الصَّابِرِينَ