Lalu hal apa yang dapat memperoleh kelezatan abadi?
Kelezatan abadi yaitu yang ditimbulkan oleh keimanan, kita katakan itu adalah kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kelezatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala masukkan ke dalam hati seseorang. Berbeda dengan kelezatan maksiat yang hanya bersifat jasmani, berkaitan dengan jasad saja.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d[13]: 28).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
((ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً)
“Akan merasakan kelezatan/ kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad sebagai rasulnya” (HR. Muslim No. 34) [1]
Intinya Kelezatan yang didapat dari berbuat maksiat seperti dijelaskan diatas bersifat sementara. Sedangkan, kelezatan atau kenikmatan dalam hati berupa kebahagiaan dari sebuah keimanan, inilah yang akan bersifat abadi.