KABAR TEGAL - Puluhan tahun merindukan air bersih, warga pedukuhan Margajaya, Desa Tonggara, Kecamatan Kedungbanteng akhirnya dapat menikmati air bersih dari salah unit usaha yang dijalankan BUMDesa Maju Jaya Desa Tonggara.
Selama ini sedikitnya 56 Kepala Keluarga atau sekitar 250 jiwa di pedukuhan ini hanya mengandalkan air dari irigasi Waduk Cacaban yang tak terjamin kebersihannya. Belum lagi debit air di saluran irigasi tak sepanjang waktu mengalir, membuat warga Margajaya seringkali bergantung pada bantuan air bersih dari PMI maupun Baznas.
Baca Juga: Krisis Air Bersih di Desa Tonggara, BAZNAS Kabupaten Tegal Salurkan 9000 Liter Air Bersih
Pada tahun 2018 lalu, program Pamsimas sempat dibuat di wilayah ini, tapi setelah di bor hingga ratusan meter tidak juga bisa keluar air. Akhirnya proyek senilai ratusan juta itu pun mangkrak.
Setelah berdiskusi dengan pihak Kecamatan Kedungbanteng, BUMDesa Maju Jaya Desa Tonggara mencoba melakukan satu terobosan dengan menyediakan air bersih bagi warga Margajaya dengan cara membeli air dari PDAM dan menyalurkannya ke rumah-rumah warga.
"Kami membuat tangki penampungan dengan kapasitas 15 ribu liter untuk menampung air PDAM yang akan disalurkan ke rumah-rumah warga. Warga membayar sesuai konsumsi dan pemakaian," jelas salah pengurus BUMDesa, Rasmo.
Ditambahkan Rasmo, warga diwajibkan membeli alat ukur pemakaian air bersih (water meter) dan pipa atau peralon kecil untuk menjangkau hingga titik terdekat dari rumah.
Baca Juga: Warga Margajaya Desa Tonggara, Puluhan Tahun Alami Krisis Air Bersih
"Untuk biaya pemasangan instalasi jaringan dan water meter, warga urunan sebesar Rp300 ribu. Hingga saat tercatat sudah ada 17 rumah atau KK yang berlangganan," tambah Rasmo.