KABAR TEGAL - Selama puluhan tahun warga pedukuhan Margajaya, Desa Tonggara, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal mengalami krisis air bersih.
Pedukuhan yang berpenghuni sekitar 70 kepala keluarga (KK) ini hanya mengandalkan aliran sungai irigasi dari waduk cacaban untuk mencukupi kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus). Sedangkan untuk keperluan memasak dan minum, masyarakat terpaksa membeli air isi ulang.
Dua sumber air di pedukuhan ini yakni di mushala dan di rumah ketua RT tak mampu mencukupi kebutuhan air untuk seluruh warga, terlebih pada saat memasuki musim kemarau seperti sekarang ini.
Baca Juga: Antisipasi Cukai Rokok Ilegal, Satpol PP Kabupaten Tegal Gencarkan Sosialisasi
Dikatakan Rasmo, ketua RT 21/RW 08 Pedukuhan Margajaya, krisis air bersih yang dialami warga selama puluhan tahun ini sempat terobati dengan rencana pendirian Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) beberapa tahun lalu. Namun pihak pelaksana proyek kesulitan mendapatkan sumber air, walau bangunan tangki air Pamsimas sudah berdiri tegak.
Rasmo menambahkan, memasuki musim kemarau seperti sekarang ini warga sepenuhnya bergantung pada bantuan air bersih yang dikirim oleh BPBD kabupaten Tegal.
Baca Juga: Berikut Tarif Pembuatan dan Perpanjangan SIM yang Terbaru
"Sudah hampir satu bulan ini warga tak lagi bisa mengandalkan aliran irigasi untuk kebutuhan MCK. Hanya bantuan air bersih dari BPBD, itu pun tak mampu mencukupi kebutuhan seluruh warga," ungkapnya.
Sebagian warga memilih untuk mendapatkan air dari warga pedukuhan lainnya, namun kondisi jalan yang rusak menuju pedukuhan Margajaya menjadikan masalah tersendiri.