KABAR TEGAL - Konon kata bahasa Prokem awalnya merupakan bahasa pengantar pergaulan orang-orang tertentu sebagai bahasa yang digunakan dengan kandungan makna sebagai bahasa isyarat atau sandi.
Berdasarkan penuturan pelaku sejarah yang kini berusia 73 tahun Heru Swasono alias Neno Bewok, bahasa itu bermula digunakan para pejuang kemerdekaan di wilayah Tegal dan sekitarnya.
Menurutnya para pejuang kemerdekaan kata-kata dalam bahasa Jawa dialek Tegal dimodifikasi agar komunikasi antar pejuang tidak dapat termonitor pihak Belanda.
Baca Juga: Kota Tegal Menjadi Kota Pelayanan Terbaik Versi KemenPANRB
"Soalnya banyak orang kita yang bekerja dipihak Belanda. Nah supaya tidak terpantau, kita menggunakan bahasa prokem yang aslinya juga dari bahasa Jawa kuna," ungkap Neno dalam sebuah obrolan dengan Kabar Tegal.
Perbendaharaan kata-kata prokem sendiri pada perkembangannya mulai dibukukan dalam kamus bahasa prokem yang disusun Lanang Setiawan dan kemudian Ipuck.
Tanggal 18 November 2021, Ipuck dan kawan-kawan akan selenggarakan acara Baca Puisi Prokem Tegalan yang menurut Ipuck akan diadakan dialam terbuka.
Disebutkan oleh Ipuck yang diumumkan melalui akun Facebooknya, acara tersebut akan digelar diatas Tanggul barat, Bendung Pesayangan, Talang atau dikenal dengan nama Bendungan Kali Koproyo.
Beberapa contoh kalimat prokem diantaranya seperti 'Yanu jege nyarwi' yang artinya 'Saya tidak tahu'. Atau semisal menyebut Tukang Becak dengan 'Tong Benang".