“Materi ini akan sangat membantu pihak sekolah untuk melacak dan memastikan perusahaan perekrut alumni sekolah perikanan merupakan perusahaan yang kredibel dan bukan perusahaan bodong” kata Fahman. Selama ini 70% alumni SMK-SUPM Al Maarif diserap dan bekerja di kapal ikan luar negeri terutama Jepang.
Dalam kesempatan yang sama, Field Manager DFW Indonesia untuk SAFE Seas Project, Amrullah mengatakan bahwa penyusunan bahan ajar tersebut telah melalui proses konsultasi dengan sejumlah pihak seperti tenaga pengajar, awak kapal perikanan, pemilik kapal, manning agent dan siswa.
“Bahan ajar ini disusun melalui proses konsultasi dengan sejumlah pihak sehingga menghasilkan bahan yang benar-benar menjadi kebutuhan calon awak kapal perikanan” kata Amrullah.
SMK-SUPM Al Maarif Tegal merupakan satu-satunya sekolah menengah kejuruan yang telah mengadopsi bahan ajar ini dalam kurikulum. “Ini bisa menjadi contoh dan model bagi sekolah menengah kejuruan dan politeknik perikanan agar muatan perlindungan ketenagakerjaan bisa diberikan pada tingkat Pendidikan menengah dan tinggi” tutup Amrullah.
SAFE Seas Project yang didukung oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (USDOL) berupaya memperkuat perlindungan awak kapal perikanan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong rantai pasokan yang adil dan transparan dalam industri perikanan di antara sektor swasta dan pemerintah. SAFE Seas Project bekerja sama dengan Yayasan Plan Internasional Indonesia dan Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia sebagai mitra pelaksana. ***