Diungkapkannya, bahwa pada saat Indonesia merdeka para ulama memutuskan tidak menjadikan Indonesia sebagai negara agama.
"Indonesia bukan Negara Islam dan bukan negara kafir, tetapi Indonesia hasil konsesus bersama." tegasnya
Dirinya mengungkapkan pengalamannya yang pernah menjadi petinggi Jamaah Islamiyah dan merupakan Guru dari Imam Samudra, Umar Patek, Dr. Ashari dan Noordin M Top serta teroris lain. Lebih lanjut Nasir Abas mengungkapkan, dirinya 6 tahun ikut berperang di Afghanistan dan 3 tahun di Philipina.
Pengalaman tersebut membuat dirinya paham betul cara dan metode yang digunakan dalam penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Oleh karena itu Nasir Abbas mewanti-wanti agar para santri tidak terjerumus dalam paham berbahaya tersebut.
Kegiatan FGD disambut antusias oleh para santri yang secara bergantian mengajukan pertanyaan untuk dijawab oleh narasumber.
Diakhir acara, Nassir Abbas kembali mengingatkan para santri untuk menjaga kerukunan dan sikap toleransi antar umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
"Tetap jaga kerukunan umat bergama dalam sikap persaudaraan, tolong menolong, toleransi dan tenggang rasa umat beragama karena Indonesia merupakan rumah bersama, bukan milik agama atau golongan tertentu," tuturnya. ***