Tim Divhumas Polri Gelar FGD Kontra Radikal di Wilayah Polda Jateng

13 April 2022, 21:28 WIB
Tim Divhumas Polri Gelar FGD di Pilda Jateng /Sri Yatni/

KABAR TEGAL - Tim Divisi Humas (Divhumas) Mabes Polri kembali menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kontra Radikalisme. Kegiatan dilaksanakan bertempat di Ponpes As-Surkati, Salatiga pada hari Rabu 13 April 2022.

Tim Divhumas dipimpin oleh Kasubag Berita Bag Penum Biro Penmas Divisi Humas Polri AKBP Gatot H. Hartono, S.E., M.Si yang turut menghadirkan Eks Napiter Muhammad Nasir Abas dari MUI Pusat sebagai narasumber. 

Turut hadir mendampingi tim Divhumas tersebut Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Jateng Kompol Ulum dan Kapolres Salatiga AKBP Indra Mardiana. 

Baca Juga: Jokowi Serahkan Bansos di Pasar Harjamukti Cirebon Sebagai Tambahan Modal Usaha: Jangan Untuk Beli HP

Dalam sambutannya dihadapan para santri dan pengurus Ponpes As-Surkati, AKBP Gatot menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya membangun personal guna mencegah paham radikalisme. 

"Saat ini paham radikalisme dan separatisme banyak dihembuskan oleh kelompok tertentu melalui berbagai elemen. Tujuannya merubah paham seseorang menjadi radikal," ungkapnya. 

Dirinya menambahkan perlunya upaya yang sinergi dari forkopimda (pemerintah) dan seluruh elemen masyarakat baik tokoh agama, masyarakat, adat dan pemuda untuk terus berperan aktif guna menangkal penyebaran paham radikalisme. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Jalan Lingkar Brebes - Tegal, Diklam Mampu Kurangi Beban Lalu Lintas 48 Persen

Muhammad Nasir Abas, mantan tokoh Jamaah Islamiyah (JI) yang ditunjuk sebagai Narasumber oleh Divhumas Polri pada acara Kontra Radikalisme menghimbau para santri agar berhati-hati dengan ajakan tindakan teroris. 

"Jangan mudah terpengaruh oleh ajakan orang yang mengajak untuk melakukan tindak kekerasan atas nama agama Islam. Indonesia bukan Anti Islam," jelas mantan sosok senior JI tersebut. 

Diungkapkannya, bahwa pada saat Indonesia merdeka para ulama memutuskan tidak menjadikan Indonesia sebagai negara agama. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Jalan Lingkar Brebes - Tegal, Diklam Mampu Kurangi Beban Lalu Lintas 48 Persen

"Indonesia bukan Negara Islam dan bukan negara kafir, tetapi Indonesia hasil konsesus bersama." tegasnya 

Dirinya mengungkapkan pengalamannya yang pernah menjadi petinggi Jamaah Islamiyah dan merupakan Guru dari Imam Samudra, Umar Patek, Dr. Ashari dan Noordin M Top serta teroris lain. Lebih lanjut Nasir Abas mengungkapkan, dirinya 6 tahun ikut berperang di Afghanistan dan 3 tahun di Philipina. 

Pengalaman tersebut membuat dirinya paham betul cara dan metode yang digunakan dalam penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Oleh karena itu Nasir Abbas mewanti-wanti agar para santri tidak terjerumus dalam paham berbahaya tersebut. 

Baca Juga: Sambut Kunjungan Kerja Presiden RI di Wilayah Brebes, Polres Brebes Terjunkan 462 Personel Pengamanan

Kegiatan FGD disambut antusias oleh para santri yang secara bergantian mengajukan pertanyaan untuk dijawab oleh narasumber. 

Diakhir acara, Nassir Abbas kembali mengingatkan para santri untuk menjaga kerukunan dan sikap toleransi antar umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 

"Tetap jaga kerukunan umat bergama dalam sikap persaudaraan, tolong menolong, toleransi dan tenggang rasa umat beragama karena Indonesia merupakan rumah bersama, bukan milik agama atau golongan tertentu," tuturnya. ***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler