Biografi Raden Ajeng Kartini: Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia

- 16 April 2023, 09:42 WIB
Biografi Raden Ajeng Kartini: Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia
Biografi Raden Ajeng Kartini: Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia /Istimewa

KABAR TEGAL - Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia adalah putri dari seorang bupati Jepara yang berasal dari keluarga bangsawan Jawa.

Kartini tumbuh dalam lingkungan yang cukup terpencil dan tradisional, di mana wanita dianggap hanya layak untuk melakukan pekerjaan rumah dan tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan.

Namun, Kartini berbeda. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan minat yang besar terhadap belajar dan mencoba untuk mengejar pendidikan meskipun lingkungan sekitarnya yang konservatif.

Baca Juga: Mengenal Arti dan Makna Mudik dalam Budaya Masyarakat Indonesia

Ketika ia berusia 12 tahun, Kartini harus berhenti sekolah dan mengikuti tradisi pernikahan di mana ia dinikahkan dengan seorang bangsawan dari Rembang.

Meskipun begitu, Kartini tetap berusaha untuk terus belajar dan membaca buku-buku dari perpustakaan pribadinya.

Ia juga menulis surat kepada teman-temannya di Belanda untuk memperluas wawasan dan mengenal budaya Barat.

Korespondensi tersebut kemudian diterbitkan dalam sebuah buku berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang menjadi manifesto perjuangan emansipasi wanita Indonesia.

Kartini menjadi inspirasi bagi banyak wanita di Indonesia dan diakui sebagai pahlawan emansipasi wanita.

Ia berjuang untuk hak-hak perempuan agar mendapat kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam pendidikan dan pekerjaan.

Kartini juga mendirikan sekolah untuk perempuan di Jepara pada tahun 1903, yang kemudian dikenal sebagai Sekolah Kartini.

Namun, sayangnya Kartini meninggal dunia pada usia yang masih sangat muda, yaitu pada usia 25 tahun setelah melahirkan seorang putra.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film tentang Pendidikan di India, Mulai dari Kesenjangan hingga Pembelajaran Berdiferensiasi

Namun, semangat dan tekadnya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan masih terus hidup hingga saat ini.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x