“Sehari berjualan bisa dapat Rp 4 juta, ada yang dapat Rp 10 juta, bahkan Rp 11 juta, karena banyak orang duluan mudik pada tanggal itu,” ujar Eem.
Untuk menutupi biaya operasional selama diterapkannya larangan mudik, pedagang di rest area hanya mengandalkan sebagian keuntungan yang didapat sebelumnya.
Baca Juga: Aksi Unik Pemudik yang Bersembunyi di Truk Pengangkut Motor Berhasil Diamankan Polisi
Meskipun sepi pembeli bahkan dagangannya tidak laku terjual, pedagang di rest area tetap membuka tokonya.
Dalam masa larangan mudik yang dimulai 6 hingga 17 Mei 2021, semua kendaraan yang mengangkut penumpang dilarang melintasi perbatasan daerah.
Petugas pun telah ditempatkan di beberapa titik untuk menghalau pemudik yang nekat.
Baca Juga: TNI AD Bantah Isu Tank Lakukan Penyekatan Pemudik yang Viral di Media Sosial
Jika ada masyarakat yang nekat mudik, maka konsekuensinya akan dipaksa putar balik ke daerah asalnya oleh aparat keamanan.
Kebijakan larangan mudik ini diberlakukan demi mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin luas serta menekan kenaikan jumlah kasus baru pasca libur panjang.
Selain larangan mudik, pemerintah sendiri juga dari jauh-jauh hari sudah memotong masa cuti bersama libur lebaran.***