Perhatikan Berikut Aturan Penggunaan Toa Masjid dan Mushola, Menag: Demi Ketentraman Antarwarga Masyarakat

21 Februari 2022, 16:14 WIB
ILUSTRAS toa di masjid. /Pixabay/

KABAR TEGAL - Kementerian Agama mengeluarkan surat edaran mengenai peraturan penggunaan pengeras suara (toa) di Masjid dan Mushola.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, penggunaan toa di masjid dan mushola merupakan kebutuhan bagi umat islam sebagai salah satu media syiar Islam di tengah masyarakat.

Adanya aturan ini berlandaskan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang baik agama maupun keyakinan. Sehingga aturan ini sebagai upaya merawat persaudaraan dan harmonisasi sosial.

Baca Juga: Catat! Jadwal MPL ID S9 2022, Pekan Kedua 25-27 Februari 2022, Sajikan Big Match ONIC Esports vs RRQ Hoshi

"Pedoman diterbitkan sebagai upaya meningkatkan ketenteraman, masalah, dan keharmonisan antarwarga masyarakat," kata Menag Yaqut dalam keterangan tertulisnya, Senin 21 Februari 2022.

Adapun aturan tertulis dalam Surat Edaran Menteri Agama No SE 05 tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan mushola.

Surat edaran (SE) itu terbit pada 18 Februari 2022, ditujukan kepada Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Kantor Kemenag kabupaten/kota, Kepala Kantor Urusan Agama kecamatan, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia.

Baca Juga: PPKM Level 3, Operasi Yustisi Tiga Pilar Sasar Tempat Hiburan Malam

Adapun berikut aturan toa masjid dan mushola:

1. Umum

A. Pengeras suara terdiri atas pengeras suara dalam dan luar.

Pengeras suara dalam merupakan perangkat pengeras suara yang difungsikan atau diarahkan ke dalam ruangan masjid atau mushola. pengeras suara luar yang difungsikan atau diarahkan ke luar ruangan masjid atau mushola.

B. Penggunaan suara pada masjid atau mushola memiliki tujuan:

1) Mengingatkan kepada masyarakat melalui pengajian AlQur'an, selawat atas Nabi, dan suara azan sebagai tanda masuknya waktu salat fardu;

2) Menyampaikan suara muazin kepada jemaah ketika azan, suara imam kepada makmum ketika salat berjemaah, atau suara khatib dan penceramah kepada jemaah; dan

3) Menyampaikan dakwah kepada masyarakat secara luas baik di dalam maupun di luar masjid atau mushola.

Baca Juga: Perhatikan! Aturan Baru Pelaku Perjalanan Luar Negeri bagi WNI dan WNA, Wajib Karantina Selama 3-7 Hari

2. Pemasangan dan Penggunaan Pengeras Suara

Sebuah. pengerasan suara untuk pengerasan suara yang difungsikan ke luar dengan pengeras suara yang difungsikan dalam masjid atau mushola;

B. untuk mendapatkan hasil suara yang optimal, dilakukan saat akustik yang baik;

C. volume pengeras suara diatur sesuai kebutuhan, dan paling besar 100 dB (seratus desibel); dan

d. dalam hal penggunaan suara dengan pemutaran rekaman, mengamati kualitas rekaman, waktu, dan bacaan akhir ayat, selawat/tarhim.

Baca Juga: Catat! Jadwal MPL ID S9 2022, Pekan Kedua 25-27 Februari 2022, Sajikan Big Match ONIC Esports vs RRQ Hoshi

3. Tata Cara Penggunaan Pengeras Suara

a. Waktu Salat:

1) Subuh:

a) sebelum azan pada waktunya, membaca Al-Qur'an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) menit; dan

b) pelaksanaan salat Subuh, zikir, doa, dan kuliah Subuh menggunakan Pengeras Suara Dalam.

2) Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya:

a) sebelum azan pada waktunya, membaca Al-Qur'an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) menit; dan

b) sebelum azan dikumandangkan, yang digunakan Pengeras Suara Dalam.

3) Jumat:

a) sebelum azan pada waktunya, membaca Al-Qur'an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) menit; dan

b) pengumuman mengenai petugas Jum'at, hasil infak sedekah, pelaksanaan Khutbah Jum'at, Salat, zikir, dan doa, menggunakan Pengeras Suara Dalam.

B. Pengumandangan azan menggunakan Pengeras Suara Luar.

Baca Juga: Cara Membuat Video TikTok, Instagram Story dengan Filter Wajah Kartun Tanpa Snapchat, You as Cartoon Character

C. Kegiatan Syiar Ramadan, gema takbir Idul Fitri, Idul Adha, dan Upacara Hari Besar Islam:

1) penggunaan pengeras suara di bulan Ramadhan baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarrus Al-Qur'an menggunakan Pengeras Suara Dalam;

2) takbir pada 1 Syawal/10 Zulhijjah di masjid/musala dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar hingga pukul 22.00 waktu setempat dan dapat dilanjutkan dengan Pengeras Suara Dalam.

3) pelaksanaan Salat Idul Fitri dan Idul Adha dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar;

4) takbir Idul Adha di hari Tasyrik pada tanggal 11 sampai dengan 13 Zulhijjah dapat dikumandangkan setelah pelaksanaan Salat Rawit secara berurutan dengan menggunakan Pengeras Suara Dalam; dan

5) Upacara Peringatan Hari Besar Islam atau pengajian menggunakan Pengeras Suara Dalam, kecuali jika pengunjung tablig melimpah ke luar arena masjid/musala dapat menggunakan Pengeras Suara Luar.

4. Suara yang dipancarkan melalui Pengeras Suara perlu diperhatikan kualitas dan kelayakannya. uara yang memenuhi persyaratan:

a. bagus atau tidak sumbang; dan

b. pelafazan secara baik dan benar.***

 

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler