Selama Hampir 350 Tahun Belanda Jajah Indonesia, Apa Saja yang Ditinggalkan?

- 23 Juni 2022, 11:20 WIB
Harris Turino, Anggota DPR RI
Harris Turino, Anggota DPR RI /Kabar Tegal/Instagram @harristurino

KABAR TEGAL - Masih dalam Kunjungan Kerja (Kunker) di Amsterdam, Belanda, Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Harris Turino menuliskan pola hubungan Indonesia dengan Belanda.

350 tahun lamanya, Belanda, sebuah negara kecil di Eropa Barat menjajah Indonesia.

Penjajahan ini berawal dari transaksi perdagangan antara perusahaan dagang Belanda, VOC dan berlanjut ke penjajahan langsung setelah perusahaan terbesar di dunia sepanjang masa ini bangkrut.

Baca Juga: Wow, Harris Turino Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Dibandingkan Belanda, Ini Rinciannya

Tulisan ini bukan untuk mengungkit luka lama penjajahan, tetapi mencermati “keanehan” pola hubungan Indonesia dan Belanda. Apa saja itu?

Pertama yang aneh adalah suasana kebatinan bangsa Indonesia terhadap Belanda.

Sebagai bekas jajahan sedemikian lama, tidak ada perasaan kebencian yang berlebihan orang Indonesia terhadap orang Belanda.

Baca Juga: Dukung Penegakan Hukum oleh Kejagung, Harris Turino: Pemburu Rente Kisruh Minyak Goreng Harus Ditindak Tegas

Ini berbeda dengan suasana kebatinan orang Korea Selatan yang membenci Jepang, bekas penjajahnya, atau orang Ukraina terhadap Rusia.

Kita juga tidak bangga sebagai bekas koloni Belanda, berbeda dengan Singapura, Australia, Hong Kong yang masih memiliki hubungan istimewa dengan bekas penjajahnya, yaitu Inggris.

Kedua adalah soal bahasa Belanda. Benar bahwa banyak sekali kosa kata Bahasa Indonesia yang diadopsi dari Bahasa Belanda.

Baca Juga: Reses dengan BUMN di Bali, Harris Turino Blak-blakan Tolak Rencana Pemerintah Naikkan Harga Pertalite

Kantor, rekening, knalpot, brandweer (pemadan kebakaran), asbak, baskom, bioskop dan masih ribuan kata lainnya.

Tetapi penggunaan bahasa Belanda sebagai alat komunikasi sudah sirna di Republik Indonesia generasi saat ini. Jaman babe gue, memang masih banyak orang yang bisa berbahasa Belanda.

Bahkan kemampuan berbahasa Belanda adalah satu simbol status tersendiri. Jaman now, siapa yang mau belajar bahasa Belanda, yang hanya digunakan oleh penutur di negara asalnya dan beberapa negara lain seperti Belgia dan Suriname.

Jumlah totalnya hanya 23 juta penutur bahasa Belanda. Ini berbeda dengan beberapa negara bekas jajahan Inggris, Perancis, Portugal dan Spanyol yang masih menggunakan bahasa penjajahnya sebagai bahasa resmi negaranya sampai saat ini.

Baca Juga: Dinilai 'Sekarat', Harris Turino Minta Bulog Diselamatkan Demi Kepentingan Petani dan Rakyat Kecil

Ketiga, ironisnya di dunia hukum bahasa dan tata hukum Belanda masih mendominasi.

Bahkan KUH Perdata masih menggunakan hukum jaman kolonial Belanda. Istilah-istilah dalam dunia hukum juga banyak yang masih memakai istilah dalam bahasa Belanda.

Keempat adalah peninggalan Belanda berupa bangunan yang secara arsitektur megah dan kokoh, masih berdiri tegak, walau sudah mengalami alih fungsi. Di antaranya adalah Lawang Sewu yang dulunya adalah Kantor Pusat Kereta Api Hindia Belanda, Musium Fatahilah yang dulunya adalah Balaikota Batavia, GPIB Imanuel Semarang yang lebih dikenal sebagai Gereja Blenduk, Gereja Kathedral Jakarta yang dibangun pada tahun 1901 dengan gaya arsitektur neo-gotic dari Eropa, Istana Presiden di Bogor dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Tinjau Minyak Goreng di Retail Modern, Harris Turino Dapati Harga Sudah Sesuai HET Namun Barang Terbatas

Jalan Daendles juga merupakan peninggalan Belanda yang masih digunakan saat ini.

Kelima adalah cara berpakaian resmi khas bangsa Eropa, yang sekarang sudah mulai pudar dan banyak digantikan oleh model berbusana dari Timur Tengah.

Jas sebenarnya tidak cocok dengan iklim Indonesia yang tropis. Berbeda dengan batik yang memang lebih asli Indonesia.

Keenam, peninggalan lain yang menarik adalah nonik-nonik dan abang-abang bertampang Belanda yang memang memiliki darah campuran orang Belanda.

Baca Juga: Harris Turino Dorong PG Pangka Beroperasi Kembali, Merajut Kedaulatan Pangan Ditengah Terpaan Gula Impor

Kebanyakan ketampanan dan keelokan wajahnya memungkinkan mereka untuk banyak terjun di dunia entertainment sebagai aktor dan artis.

Di luar keenam hal itu, hampir tidak terasa peninggalan Belanda yang sudah menjajah lebih dari 350 tahun. Aneh bukan? ***

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x