Santri Menutup Telinga Saat Vaksin Tuai Pro-kontra, Sekjen MUI: Itu Hal yang Wajar

15 September 2021, 14:09 WIB
Viralnya video santri yang menutup telinga ketika mendengarkan musik di lokasi vaksin menjadi polemik/Instagram /

KABAR TEGAL - Viralnya video santri yang menutup telinga ketika mendengarkan musik di lokasi vaksin menjadi polemik.

Dari rekaman tersebut terdengan suara laki-laki yang kemungkinan besar pembimbing dari para santri tersebut, ia menjelaskan kejadian yang sedang ia rekam

"Masya Allah, santri kami sedang antri vaksin, Qodratullah, di tempat vaksin ini diputar musik. Anda lihat jika santri-santri kami tengah menutup telingannya, agar tidak mendengarkan musik ini," ujarnya.

Baca Juga: Syarat Perjalanan Kereta Terbaru, Usia Dibawah 12 Tahun Dilarang Naik

Dari video tersebut terlihat semua peserta vaksin yang merupakan santri menutup telinga saat terdengar suara musik, namun untuk waktu, lokasi saat kejadian, dan asal para santri masih bekum diketahui.

Banyak komentar yang menanggapi video tersebut, ada yang bersimpati menganggap wajar hal tersebut, namun tak sediki yang menganggap sikap para santri terlalu berlebihan.

Bahkan Denny Siregar pegiat media sosial menanggapi hal tersebut di akum Instagramnya, dengan menyertakan foto dan caption yang kontra terhadap perlakuan santri di video tersebut.

Baca Juga: Penerimaan Calon Prajurit Perwira Karier TNI 2021 Kembali Dibuka, Berikut Program Studi yang Dibutuhkan

"Kalo gua petugasnya, langsung gua setelin mereka Metaliica. Exit light...enter night..." tulis Denny.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), wakil Sekjen MUI M Ziyad juga mengutarakan pendapatnya, bahwa penghafal memerlukan konsentrasi yang tinggi, hal yang wajar sehingga hafalannya tidak tercampur dengan apa yang mereka dengar diluar.

"Mohon maaf kalau mau jauh, Imam Syafi'i, kalau pergi ke masjid, telinga disumpal dengan kapas. Apa tujuannya, dia tidak ingin dengar apapun selama perjalanan dari rumah ke masjid. Saking cerdas beliau, hanya mendengar itu beliau hafal di pikiran dia. Takut tercampur dengan hafalan hadis, fikih dll. Kita harus proporsional, jernih melihat itu," katanya.

Baca Juga: Over Kapasitas Lapas, DPR RI Nilai Penegakan Hukum di Indonesia Perlu Dibenahi

Ziyad malah memberikan perhatian pada panitia vaksinasi. Apakah mereka tahu bahwa yang akan divaksin adalah penghafal Alquran.

"Maka justru seharusnya saya bertanya, apakah panitia pelaksana vaksinasi lihat siapa pesertanya. Harusnya menghormati, kalau peserta para santri, penghafal Alquran, maka musik harus dimatikan kalau kita hormati itu. Sebab ada ada santri yang terganggu hafalan-nya makanya santri kemudian menutup telinga, itu merupakan hal yang wajar," sambungnya.

Ziyad berharap masyarakat tidak melihat itu sebagai penyimpangan seperti ISIS, Taliban, dan lainnya. Saling menghargai dan meningkatkan toleransi.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler