Contoh Teks Khutbah Sholat Ied di Hari Raya Idul Fitri 1443 H: Tetap Semangat Ibadah di Bulan Syawal

- 1 Mei 2022, 10:30 WIB
Contoh Teks Khutbah Sholat Ied di Hari Raya Idul Fitri 1443 H: Tetap Semangat Ibadah di Bulan Syawal
Contoh Teks Khutbah Sholat Ied di Hari Raya Idul Fitri 1443 H: Tetap Semangat Ibadah di Bulan Syawal /Unsplash / Dhru J.

Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.

Saat menerangkan ayat ke 7 yaitu فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ (maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah), Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menukil pendapat sebagian ulama salaf yang menyatakan,

مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا

”Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan setelah itu. Dan di antara balasan (jaza’) keburukan adalah keburukan setelah itu.”

Berdasarkan hal ini, bila seseorang melaksanakan kebaikan berupa puasa sunnah setelah dia melaksanakan kebaikan berupa puasa wajib di bulan Ramadhan, maka ini merupakan salah satu indikasi diterimanya amal shaleh tersebut.

Inilah yang menjadi pendapat dari Imam Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah. Beliau berkata,

أَنَّ مُعَاوَدَةَ الصِّيَامِ بَعْدَ صِيَامِ رَمَضَانَ عَلَامَةٌ عَلَى قَبُوْلِ صَوْمِ رَمَضَانانَ فَإِنَّ اللهَ إَذَا تَقَبَّلَ عَمَلَ عَبْدٍ وَفَّقَهُ لِععَمَلٍ صَالِحٍ بَعْدَهُ كَمَا قَالَ بَعْضُهُمْ : ثَوَابُ اْلحَسَنَةِ اْلحَسَنَةُ بَعْدَهَا فَمَنْ عَمِلَ حَسَنَةً ثُمَّ اتَّبَعَهَا بَعْدَ بِحَسَنَةٍ كَانَ ذَلِكَ عَلَامَةً عَلَى قَبُوْلِ اْلحَسَنَةِ اْلأُوْلَى كَمَا أَنَّ مَنْ عَمِلَ حَسَنَةً ثُمَّ اتَّبَعَهَا بِسَيِّئَةٍ كَانَ ذَلِكَ عَلَامَةَ رَدِّ اْلحَسَنَةِ وَ عَدَمِ قَبُوْلِهَا

“Sesungguhnya melakukan puasa kembali setelah puasa Ramadhan merupakan sebuah tanda bagi diterimanya puasa Ramadhan. Sesungguhnya Allah itu bila menerima amalan seorang hamba, Allah akan memberi taufik kepadanya untuk melakukan amal shalih setelah itu.

Hal ini sebagaimana sebagian ulama katakan, ‘Balasan dari suatu kebaikan adalah kebaikan setelah kebaikan tadi.’ Maka, siapa saja yang melakukan suatu kebaikan kemudian setelah itu diikuti dengan kebaikan lagi, maka itu tanda bagi diterimanya amal yang pertama.

Demikian pula, orang yang melakukan kebaikan kemudian setelah itu diikuti dengan keburukan, maka itu tanda kebaikan tersebut ditolak dan tidak diterima.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 388).

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x