Diceritakan pula oleh Gus Baha, Nabi Muhammad Saw memaafkan Da’sur, seorang yang sangat benci kepada Nabi dan hampir membunuhnya. Namun Nabi memaafkannya dan menyuruhnya pergi, hingga akhirya Da’sur masuk Islam.
Baca Juga: 30 Calon Komcad Asal Brebes Diberangkatkan ke Magelang
Sikap pemaaf Nabi Muhammad itu juga diberikan kepada orang kafir Quraisy yang sudah masuk Islam. Bahkan, mereka sempat takut karena sebelumnya sangat memusuhi Nabi.
“Orang Quraisy ini berkata bahwa Saya saksikan engkau sebagai orang yang tidak berperilaku bengis. Engkau adalah Saudara yang terhormat. Lantas Nabi memaafkan mereka sebagaimana Nabi Yusuf memaafkan saudara-saudaranya yang telah berusaha membunuhnya,” sambung Gus Baha.
Gua Baha mengatakan, begitu banyaknya keteladanan Nabi dan ulama zaman dahulu ini harus menjadi ibrah (pelajaran) bagi umat Islam untuk saling memaafkan antar teman, tetangga, dan antar warga Indonesia.
Baca Juga: Batal Diberangkatkan, Inilah Prosedur Pengembalian Setoran Lunas Biaya Haji
Kisah lain yang patut dijadikan teladan adalah sikap memberi Nabi Muhammad Saw tanpa pamrih.
“Suatu saat Nabi pernah diprotes oleh sahabatnya mengapa Nabi bersedekah kepada sahabat yang tidak biasa bersedekah? Menurut mereka ini tidak adil. Inilah cara berpikr Nabi, bahwa seseorang yang bersedekah namun mengharapkan imbalan itu tidak bermental memberi. Padahal mental memberi itu seperti pengorbanan pahlawan negara yang berjuang tanpa pamrih untuk kemerdekaan negara,” ujar Gus Baha.
Acara ini diikuti oleh semua perwakilan DWP seluruh Indonesia. Turut memberikan sambutan, Penasihat DWP Kemenag RI, Eny Retno Yaqut dan Ketua DWP Kemenag RI, Farikhah Nizar Ali.
Baca Juga: Pemerintah Batalkan Pelaksanaan Haji, Gus Ami: Keselamatan Harus Jadi Prioritas