Manisnya Godaan Inul ke Petani Muda Milenial

- 10 November 2020, 10:44 WIB
Bupati Tegal Umi Azizah tinjau lahan panen semangka di Desa Kabunan, Senin (9/11).
Bupati Tegal Umi Azizah tinjau lahan panen semangka di Desa Kabunan, Senin (9/11). /

KABAR TEGAL - Di era millenium ini tidak banyak anak muda yang berprofesi jadi petani. Namun tak demikian halnya dengan Andi Pranoto (38) yang memilih menjadi petani, mengais manisnya rezeki dari bertanam semangka inul. Apresiasi pun datang dari Bupati Tegal Umi Azizah yang berkesempatan meninjau panen semangka di lahannya di Desa Kabunan, Kecamatan Dukuhwaru, Senin 9 November 2020.

Andi termasuk kelompok generasi milenial atau generasi Y karena terlahir antara rentang tahun 1980-an hingga 1995. Tanpa banyak berteori, Andi pun mempraktikkan cara bertani organik menanam semangka inul, semangka hibrida berbentuk lonjong seperti pepaya dengan warna kulit hijau dan daging buahnya berwarna merah, ada juga yang kuning.

Di lahan kering seluas 5.000 meter persegi ini Andi menanam tiga jenis varietas semangka inul, termasuk semangka berkulit kuning dengan daging berwarna kuning. Berbeda dengan semangka kulit hijau, semangka kulit kuning ini harga terendah per kilogramnya Rp. 6.000. Sementara semangka kulit hijau, harga terendahnya berkisar Rp 3.000 – 4.000 per kilogramnya.

Baca Juga: Jokowi Serahkan Sertifikat Untuk Masyarakat Brebes Melalui Virtual

“Saya menanam semangka inul ini karena rasanya manis sekali dan harga jualnya bagus di pasaran, disamping masa tanamnya yang tidak terlalu lama. Paling cepat 50 hari sudah bisa kita panene,” ujar Andi.

Ditanya soal perawatan, pria yang juga anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Tegal ini menuturkan, pengecekan lahan secara berkala dari mulai keasaman tanah, keberadaan hama dan pemberian nutrisi yang seimbang rutin dilakukan. Sementara untuk kebutuhan pengairan tidak terlalu ia risaukan karena tanaman semangka membutuhkan lebih sedikit air.

Pun demikian dengan soal pemasarannya. Andi mengaku sudah memberdayakan sedikitnya 20 orang penjual pengecer dengan sistem bayar setelah buah semangka laku terjual. “Kita memilih tidak menjual hasil panen ini ke tengkulak, karena dengan memberdayakan warga atau orang-orang sekitar untuk menjualkan, kita sudah bisa untung dan mereka pun juga ikut kebagian rezeki,” tukasnya.

Baca Juga: Dermaga Apung Melengkapi Wisata Pantai Alam Indah Kota Tegal

Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah saat ikut memetik panen buah semangka ini menuturkan, pertanian adalah ladang bisnis yang tak ada matinya karena semua orang butuh makan, butuh pangan, termasuk buah-buahan. Dan hampir semua produk pangan dihasilkan oleh petani. Karena itu, ia berharap generasi muda jangan ragu untuk masuk ke dunia pertanian.

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x