Upaya Melestarikan Kebudayaan Daerah, Disdikbud Kabupaten Tegal Gelar Lomba Permainan Tradisional

- 17 September 2023, 21:31 WIB
Salah satu peserta saat mengikuti lomba permainan tradisional di Gunung Tanjung Festival dalam rangka PKD Kabupaten Tegal.
Salah satu peserta saat mengikuti lomba permainan tradisional di Gunung Tanjung Festival dalam rangka PKD Kabupaten Tegal. /Kabar Tegal/

KABAR TEGAL - Dalam upaya melestarikan kebudayaan daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tegal menggelar lomba permainan tradisional.

Lomba permainan tradisional tersebut digelar untuk memeriahkan Gunung Tanjung Festival dalam rangka Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Kabupaten Tegal 2023, Sabtu, 16 September 2023. Bertempat di Area Kampung Seni, depan Pabrik Es Sari Petojo (Komplek Tanjung Sari) Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal.

Acara tersebut diikuti oleh 18 kelompok. Satu kelompok berisi sekitar 10 anak. Rata-rata mereka berasal dari anak sekolah dasar. Sementara, juri lomba yakni Oksidore Yos Arian Wijatmoko, Retno Kusrini dan Erwin.

Baca Juga: Gunung Tanjung Festival 2023, Upaya Melestarikan Seni Budaya di Kabupaten Tegal

Permainan tradisional yang dilombakan dalam acara tersebut, yakni jamuran, cublak-cublak suweng, paman doblang, dan permainan lainnya. Dimana dalam lomba tersebut diberi durasi tidak lebih dari 30 menit.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Tegal, Pambayun Sulistyorini, menjelaskan, perlombaan tersebut diperuntukan bagi siswa siswi sekolah dasar di Kabupaten Tegal. Menurutnya, lomba tersebut diadakan dalam rangka memperkenalkan kembali kepada anak-anak yang dikemas pada PKD Kabupaten Tegal.

"Dolanan anak ini sebagai salah satu kekayaan bangsa dan merupaan wahana yang dipergunakan untuk mengimplementasikan penguatan Pendidikan karakter,” kata Rini.

Dia berharap, dolanan anak yang merupakan permaianan tradisional ini tidak hilang dan tetap akan lestari. Selain menjadikan anak kreatif dan kritis sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, dolanan anak ini memiliki filosofi dan makna tersendiri.

Baca Juga: Lomba Merpati Kolong 'Piala Presiden' Digelar di Tegal, Total Hadiah Capai Rp1 Miliar

Misalnya dolanan cublak-cublka suweng, lanjut Rini, dolanan itu memiliki filosofi bahwa untuk mencari harta karun janganlah menuruti hawa nafsu, tapi semuanya kembali ke hati Nurani. Dengan demikian, akan lebih mudah mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat.

Halaman:

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x