Network
Lebih lanjut, Zaky mengatakan, dalam menyambut kehadiran para Biksu atau bhante di Purwahamba indah akan dilaksanakan dengan hadroh junudul musthofa dengan lagu Ya Lal Wathon, karawitan dari Sanggar Panji Laras pimpinan Ki Anom Kudowinahto serta Pameran pusaka oleh Paguyuban Patra Ganesha.
Baca Juga: Cegah dan Tangkal Radikalisme Polres Brebes Gelar Operasi Bina Waspada Candi 2023
"Kenapa lagu Ya Lal Wathon? karena suasananya nasionalisme, bukan suasana keagamaan. Kita sebagai warga negara dunia yang sama-sama beragama, tetapi kita harus menyadari semua agama sama-sama mempunyai misi kebangsaan," pungkasnya.
Untuk diketahui, tradisi Thudong adalah tradisi ritual keagamaan umat Buddha dengan berjalan kaki ribuan kilometer yang dilakukan para Bhante (Biksu).
Sebanyak 32 Biksu (bhante) melakukan jalan kaki ribuan kilo meter dengan melewati empat negara (Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia) dengan tujuan akhir Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Perjalanan para biksu ini diketahui untuk merayakan Hari Raya Waisak atau hari suci bagi umat agama Buddha.
Baca Juga: 544 Polisi RW Dikukuhkan, Siap Jaga Kondisifitas di Wilayah Kabupaten Tegal
Tujuan dari ritual Thudong yang dilakukan para Biksu ini merupakan salah satu wujud perjalanan spiritual. Saat melakukan Thudong, sejumlah biksu akan mengenakan jubah biksu, kaus kaki, hingga sepasang sendal. Selain itu, tradisi ini juga diartikan sebagai kehidupan mengembara, bertapa, menyendiri hingga meditatif dari para Biksu.***
