(Catatan redaksi)
Besok, tepat satu bulan 1000 an jiwa pengungsi tak lagi bisa menempati tempat tinggalnya karena kondisi yang rusak ringan, sedang, maupun berat.
Sebagian kecil masih bertahan di tenda pengungsian. Dan sebagian besarnya telah kembali ke rumah karena tempat baru relokasi dan kunjung terealisasi.
Logistik menipis, air mineral sempat habis. Nasi bungkus untuk sarapan pun terkadang datang jam 11 siang.
Namun harapan jangan pernah terkikis.
Wacana perpanjangan masa tanggap darurat tak dibarengi dengan progress yang akurat. Update jumlah pengungsi pun tak kami dapatkan di posko.
Wawancara dengan warga ; mereka kini memilih semen ketimbang beras. Pilih asbes ketimbang sembako. Pilih pasir ketimbang nasi bungkus
Jumlah rumah yang dibangun tak berimbang dengan jumlah yang rusak.
Pilihan paling konkret di mata mereka ; perbaiki rumah dan kembali, walau penuh resiko.
Ya, semua berproses, tapi setidaknya ada progress. Karena progress adalah harapan dan keyakinan bagi mereka.