“Mereka sudah berhenti bekerja jauh sebelum PPKM darurat diberlakukan,” ujarnya.
Sedangkan kelompok marjinal yang juga perlu mendapat perhatian adalah pedagang kecil skala mikro yang menurun omset penjualannya atau bahkan terpaksa menutup usahanya, penyandang disabilitas, pekerja rumahan, pekerja yang baru dirumahkan atau mengalami pemutusan hubungan kerja.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal Nurhayati menyampaikan siap menindaklanjuti arahan bupati membagikan bansos sembako dari CSR ini kepada pekerja terdampak PPKM sebanyak 2.135 paket.
Nurhayati mengungkapkan, pekerja yang terkategori sasaran utama bansos ini antara lain supir angkutan umum, pengemudi becak, pedagang kaki lima, pelayan toko, pekerja seni, petugas kebersihan dan juru parkir. Bansos CSR ini akan didistribusikan lewat pemerintah desa dan juga dinas pengampu terkait.
Baca Juga: Penutupan 27 Exit Tol di Jateng Diperpanjang Hingga 25 Juli 2021
“Jadi bansos sembako CSR ini lebih menyasar pada warga terdampak yang belum mendapat bantuan sebelumnya, termasuk dari anggaran belanja tidak terduga,” ungkapnya.
Di luar itu, pihaknya juga akan menyalurkan bansos tersebut kepada keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri yang dialokasikan sebanyak 505 paket.
Sejumlah perusahaan yang menyalurkan bansos sembako lewat forum TJSLP Kabupaten Tegal ini antara lain BRI Cabang Slawi, PLN ULP Kabupaten Tegal, BPR BKK Jawa Tengah, Bank Tegal Gotong Royong, Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Kabupaten Tegal, ditambah Ikatan Notaris Kabupaten Tegal.***