Abdul Fikri Faqih: Pentingnya Narasi Destinasi Wisata dan Penerapan CHSE untuk Menarik Wisatawan

6 Juni 2021, 09:34 WIB
Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono, M.Kes., M.M menyerahkan plakat kepada Dr. H. Abdul Fikri Faqih sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI.* /

KABAR TEGAL- Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan CHSE di Sektor Pariwisata dan Ekonomi Pariwisata di Kabupaten Tegal bekerjasama antara DPR RI Komisi X dengan Kemenparekraf RI di Hotel Grand Dian Guci Tegal, Sabtu, 5 Juni 2021.

Dalam materi yang disampaikan Dr. H. Abdul Fikri Faqih sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI menekankan dua hal penting yaitu narasi destinasi pariwisata dan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) di dunia pariwisata khususnya Kabupaten Tegal.

Ia menjelaskan bahwa narasi destinasi pariwisata di dunia pariwisata itu penting. Narasi disini artinya menceritakan destinasi wisata dan potensi-potensi yang dimiliki.

Baca Juga: Bangkitkan Sektor Pariwisata Kabupaten Tegal, Kemenparekraf Dorong Pelaku Wisata Terapkan CHSE

Dengan memberikan narasi kepada para wisatawan tentang hal-hal positif yang tidak dimiliki wisata lain akan mengundang ketertarikan wisatawan.

Semakin banyak orang paham narasi destinasi pariwisata dan potensi di Kabupaten Tegal maka akan banyak juga wisatawan yang merasa penasaran dan akhirnya mengunjungi wisata tersebut.

Hal tersebut yang nantinya akan membuat perekonomian pariwisata meningkat.

Baca Juga: UNICEF Fasilitasi Penanggulangan Stunting di Kabupaten Tegal

"Narasi itu penting karena sifatnya berkelanjutan. Kalo kita narasinya bagus, itu terus, kita lepas juga akan naik terus," ungkapnya.

Ia menilai jika narasi destinasi pariwisata disini masih kurang, cerita-cerita yang kita bagikan masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan Negara Jerman.

Maka hal yang perlu dilakukan yaitu dengan memahami dan menggali potensi-potensi destinasi wisata yang dimiliki setiap daerah khususnya Kabupaten Tegal.

Baca Juga: Pastikan Prokes Diterapkan, Polres Brebes Gelar Patroli di Titik Keramaian

Kemudian, destinasi wisata juga tidak bisa disendirikan. Destinasi pariwisata harus bisa bekerjasama dengan lingkungan sekitar agar wisata tersebut bisa berkembang.

"Destinasi pariwisata tidak bisa disendirikan, orang datang hanya ke Guci tok ya tidak bisa, oleh karena itu disekitarnya harus bisa dibangun yang representatif dan pantes untuk bisa dipakai," ungkapnya.

Hal penting yang kedua yaitu penerapan CHSE di destinasi pariwisata. Penarapan CHSE juga harus bekerjasama dengan kepolisian, dinas pariwisata, pelaku usaha, dan masyarakat disekirarnya.

Baca Juga: Menkes Minta Ganjar Dampingi Bupati Kudus Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

"Penerapan CHSE di destinasi pariwisata ini harus dilakukan secara bersama agar semuanya tidak tutup," katanya.

Di situasi pandemi Covid-19 ini, ia berpesan bahwa kita harus tetap berhati-hati namun penuh kreatifitas. Harus terus mengekspos potensi-potensi Kabupaten Tegal yang dimiliki.

Kita tidak perlu berfikir apa yang akan terjadi kedepannya, kita hanya perlu memikirkan bagaimana caranya agar pandemi ini bisa diakali sehingga semuanya tetap bisa berjalan disituasi pandemi ini.

Baca Juga: Ketua DPD RI Dorong Pemda Buat Juklak-Juknis Penerimaan Siswa Baru Tahun Ajaran 2021/2022

"It's not about going, about going. But it's how to do this in this pandemic," tegasnya.

Jadi tidak perlu diambil pusing, jika memang harus adanya pembatasan pengunjung, maka aturan itu harus tetap dilakukan.

Hadir dalam acara tersebut, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional II Agustini Rahayu, Sekda Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono, M.Kes., M.M., Kepala Dinporapar Kabupaten Tegal Saidno AP, M.Si., Pengelola Desa Wisata Papringan Imam Abdul Rofiq, Creativepreneur JS Pratomo serta segenap tamu undangan lainnya.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Tags

Terkini

Terpopuler