UNICEF Fasilitasi Penanggulangan Stunting di Kabupaten Tegal

- 6 Juni 2021, 09:21 WIB
Ilustrasi stunting pada anak.
Ilustrasi stunting pada anak. /Dok. Pikiran Rakyat

KABAR TEGAL - Penanganan penderita tengkes (stunting) atau tumbuh kerdil pada anak akibat malnutrisi sangatlah diperlukan.

Bahkan Indonesia menargetkan menurunkan prevalensi anak balita tengkes dari 27,6 persen pada 2019 menjadi 14 persen pada 2024.

Hal ini terungkap saat Nutrition Officer United Nations Children’s Fund (Unicef) Field Office Java Karina Widowati menyampaikan paparannya di Gedung Dadali, Kantor Pemkab Tegal, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Menkes Minta Ganjar Dampingi Bupati Kudus Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

Terhambatnya pertumbuhan anak akibat Tengkes akan berdampak pada tingkat kecerdasan, kesehatan, hingga produktivitas bangsa.

Pendeknya tinggi badan dibandingkan standar umurnya menunjukkan otak dan sel tubuh yang tidak berkembang optimal. Persoalan cenderung sulit diperbaiki saat anak sudah menginjak usia dua tahun atau lebih.

Menurut Karina, kondisi tengkes dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti ekonomi keluarga, penyakit atau infeksi, hingga lingkungan.

Baca Juga: Bangkitkan Sektor Pariwisata Kabupaten Tegal, Kemenparekraf Dorong Pelaku Wisata Terapkan CHSE

“Penanggulangan stunting menjadi fokus pemerintah dalam upayanya membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Berbagai cara terus dilakukan agar anak Indonesia tidak terganggu proses tumbuh kembangnya,” kata Karina.

Berkenaan dengan itu, strategi penanganan nasional yang serius perlu dilakukan, yaitu melalui intervensi gizi spesifik seperti pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri, suplementasi TTD untuk ibu hamil dan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil kekurangan energi kronis.

Halaman:

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x