Atasi Banjir di Jateng, Pemerintah Optimalkan Operasional Pompa Air

- 1 Maret 2021, 22:49 WIB
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air, dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah Eko Yunianto.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air, dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah Eko Yunianto. /Humas Jateng/

“Upayanya, kami akan menambah pompa karena yang kami miliki sangat terbatas. Kami akui pompa kami kemampuannya alirnya relatif kecil yaitu 50 liter per detik. Teman Balai Besar (BBWS) relatif lebih gedhe (daya pompanya) 250 liter per detik. Kudus juga memiliki (pompa),” terangnya.

Sementara di Pekalongan, Eko menuturkan, hasil kajian Badan Geologi Kementerian ESDM, mengalami penurunan tanah (land subsidence) sepanjang 2020 sekitar delapan sentimeter per tahun. Ditambah lagi, tingginya curah hujan dalam beberapa waktu terakhir yang mengakibatkan banjir.

 Baca Juga: Ungkap Kasus Besar, 10 Anggota Polres Brebes Dapat Penghargaan

“Yang terpenting, menghadapi tingginya curah hujan yang berpotensi menimbulkan bencana banjir adalah kesiapsiagaan kita mengelola banjir, antara lain kesamaptaan komunitas (warga) yang mendiami daerah itu harus siap melakukan pengurangan risiko bencananya,” jelas Eko.

Pihaknya juga telah melakukan pencegahan seperti pemeliharaan rutin sungai. Dengan bertujuan menjaga alur, serta mengangkat sedimen yang mengganggu. Kegiatan ini telah dilakukan di hulu Sungai Pemali yaitu Sungai Erang, Sungai Rambut, sungai Pedes, Sungai Pemali, Sungai Comal, dan lainnya.

“Teman-teman yang lain juga bergerak, memelihara dan merawat sungai. Ada normalisasi, ada pengerukan sedimen, dengan maksud supaya memberi ruang yang cukup pada saat debit banjir terjadi,” katanya.

 Baca Juga: Makin Mudah, Kini Masyarakat Bisa Lapor Polisi Lewat Aplikasi 'E-Dumas'

Eko berharap penanggulangan banjir bisa dilakukan secara berkolaborasi. Baik pihak pemerintah, pengusaha, akademisi termasuk masyarakat. Seperti, meminta warga untuk giat melakukan konservasi dan penanaman pohon.

“Kita berupaya agar banjirnya tidak tinggi, ya harus melakukan penanaman di daerah hulunya secara massal,” harap Eko.

Secara administrasi, di wilayah Jateng ada 29 kabupaten dan enam kota. Dalam pengelolaan sumberdaya air di Jateng terbagi menjadi 10 Wilayah Sungai (WS). Yaitu WS Cimanuk-Cisanggarung, WS Pemali-Comal, WS Bodri-Kuto, WS Jratunseluna, WS Wiso Gelis, WS Kepulauan Karimujawa, WS Bengawan Solo, WS Progo Opak Serang, WS Serayu-Bogowonto, dan WS Citanduy.

Halaman:

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah