Sebut Covid-19 dengan Istilah 'Virus China' dan 'Kung Flu', Donald Trump Digugat Rp329 Miliar

- 23 Mei 2021, 13:03 WIB
Mantan Presiden AS, Donald Trump, digugat karena menyebut Covid-19 sebagai 'Virus China'.
Mantan Presiden AS, Donald Trump, digugat karena menyebut Covid-19 sebagai 'Virus China'. /REUTERS/Yuri Gripas

KABAR TEGAL- Kelompok hak-hak sipil China-Amerika dilaporkan telah melancarkan gugatan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump.

Donald Trump digugat karena menggunakan istilah seperti 'virus China' atau 'Kung Flu' untuk menggambarkan Covid-19.

Kelompok Chinese American Civil Rights Coalition (CACRC) menggugat Donald Trump sekitar 22,9 juta dolar AS atau setara Rp329 miliar.

Baca Juga: Penelitian di Inggris Temukan Kasus Penularan Covid-19 Dari Manusia ke Kucing

Hal tersebut dilakukan karena dianggap merendahkan di tengah meningkatnya kekerasan baru-baru ini terhadap orang China dan keturunan Asia-Amerika.

Dikutip dari PikiranRakyat.com, Minggu, 23 Mei 2021, CACRC juga dilaporkan menegaskan dalam gugatan itu bahwa Trump seharusnya tidak menggunakan ekspresi "virus China" karena masih belum sepenuhnya jelas dari mana penyakit itu sebenarnya berasal.

Menurut kelompok tersebut, pihaknya berencana menggunakan uang tersebut untuk membangun museum tentang sejarah orang Asia Amerika Kepulauan Pasifik (AAPI) di Amerika Serikat.

Baca Juga: Hapus Kebijakan Donald Trump, Joe Biden Aktifkan Kembali Bantuan AS untuk Palestina

Donald Trump saat menjabat sebagai Presiden AS sering menyebut Covid-19 sebagai 'virus China', 'virus Wuhan' atau 'Kung Flu'.

Trump beralasan menyebut istilah itu karena Covid-19 berasal dari China. Namun, dia menyangkal ucapannya itu sama sekali tidak rasis.

Sebelumnya pada Maret 2021, dalam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama ilmuwan China menyatakan Covid-19 'sangat tidak mungkin' bocor dari laboratorium penelitian di Wuhan.

Baca Juga: Kabur dari RS, Pasien Covid-19 ini Akhirnya Dihukum Penjara Selama 4 Bulan

Sebelumnya, sebuah studi baru menunjukkan bahwa retorika ucapan dari Donald Trump yang menyebut Covid-19 dengan sebutan 'Virus China' membantu meningkatkan konten rasisme anti-Asia di Twitter.

Para kritikus mengatakan penggunaan berulang 'Virus China' oleh Donald Trump dan istilah lain membantu memicu lingkungan kebencian.

"Sentimen anti-Asia yang digambarkan dalam twit yang berisi istilah 'Virus China' kemungkinan besar mengabadikan sikap rasis dan paralel dengan kejahatan kebencian anti-Asia yang telah terjadi sejak itu," kata Dr. Yulin Hswen, asisten profesor epidemiologi di UC, San Francisco.

Baca Juga: Dikabarkan Menikah Ariana Grande Pilih Gaya Pernikahan Intimate Wedding

Penelitian itu diterbitkan dalam American Journal of Public Health.

Studi tersebut muncul setelah serangkaian serangan terhadap komunitas Asia di AS, termasuk serangkaian penembakan di Atlanta yang menewaskan enam wanita keturunan Asia.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah