Kebakaran Hebat Melanda Kamp Rohingya, Pagar Kawat Berduri Jebak Pengungsi

- 24 Maret 2021, 05:52 WIB
Atas peristiwa kebakaran yang terjadi di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh, Pejabat Bangladesh mulai melakukan penyelidikan.*
Atas peristiwa kebakaran yang terjadi di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh, Pejabat Bangladesh mulai melakukan penyelidikan.* /Reuters/Stringer

KABAR TEGAL- Kebakaran hebat telah terjadi di kamp pengungsian Rohingya di Bangladesh, Senin, 22 Maret 2021.

Menurut badan pengungsian PBB, kebakaran yang melanda kamp Rohingya menyebabkan setidaknya ada 15 orang tewas dan 400 orang lainnya masih hilang.

Informasi tersebut diungkapkan langsung oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Johannes Van der Klaauw secara virtual dari Dhaka, Bangladesh, Selasa, 23 Maret 2021.

“Kebakaran ini sangat besar, masih ada 400 orang yang belum ditemukan yang mungkin berada di tempat reruntuhan,” katanya, dikutip KabarTegal.com dari Reuters.

Baca Juga: Hadapi Perang Biologi, Panglima TNI Berencana Bentuk Badan Baru

Johannes juga menambahkan bahwa berdasarkan laporan dari UNHCR, terdapat lebih dari 550 orang luka-luka dan sekitar 45.000 orang harus mengungsi.

Penyebab kebakaran ini sedang diselidiki oleh Pejabat Bangladesh disaat proses pencarian korban sedang berlangsung.

Pada senin malam, api tiba-tiba melahap kamp Balukhali dan membakar ribuan rumahv pegungsi ketika orang-orang berusaha untuk menyelamatkan harta benda mereka.

Seorang pengungsi dari kamp Rohingya bernama Aman Ullah mengungkapkan bahwa sebagian besar rumah mereka sudah habis terbakar.

Baca Juga: ETLE di Jateng Resmi Diberlakukan, Ganjar Bayangkan Bisa Deteksi Truk ODOL

“Semuanya telah hilang. Ribuan orang kehilangan rumahnya. Api berhasil dikendalikan setelah enam jam, namun sayangnya sebagian kamp sudah habis terbakar,” ungkap Aman Ullah.

Sekretaris Kementerian Penanggulangan dan Bantuan Bencana juga mengkonfirmasi bahwa sekitar 40.000 rumah di kamp Rohingya terbakar.

“Penyebab kebakaran masih belum diketahui, dan pihak berwenang sedang menyelidiki hal ini,” ujar petugas Kepolisian senior, Zakir Hossain Khan.

Sanjeev Kafley, kepala delegasi Federasi Internasional Palang Merah, mengatakan bahwa lebih dari 17.000 tempat pengungsian hancur dan puluhan ribu orang mengungsi.

Baca Juga: Menjaga Kebugaran Prajurit, Kodim Brebes Gelar Garjas Samapta di Stasion Karangbirahi Brebes

Lebih dari seribu staf palang merah dan relawan bekerja sama memadamkan kobaran api yang ada di empat bagian kamp yang berisi sekitar 124.000 orang.

“Itu mewakili sekitar sepersepuluh dari 1 juta pengungsi Rohingya di daerah tersebut,” ujar Kafley.

“Saya telah berada di Cox Bazar selama tiga setengah tahun, dan belum pernah melihat kebakaran seperti ini. Orang-orang ini telah terlantar dua kali. Bagi sebagian besar orang, tidak ada yang tersisa,” sambungnya.

Beberapa saksi mata mengatakan bahwa pagar kawat berduri di sekitar kamp menjebak banyak orang dan melukai beberapa orang sehingga menyebabkan badan kemanusiaan internasional meminta agar pagar itu dibuang.

Baca Juga: Xiaomi Resmi Luncurkan Poco X3 Pro dan Poco F3, Berikut List Harga dan Spesifikasinya

Badan Kemanusiaan Internasional Refugees memperkirakan bahwa 50.000 orang mengungsi. Dia juga mengungkapkan banyak anak yang hilang dan juga ada yang terjebak oleh kawat berduri yang dipasang di kamp.

“Banyak anak yang hilang, dan beberapa tidak dapat melarikan diri karena kawat berduri yang dipasang di kamp,” ungkapnya.

John Quinley dari organisasi Hak Asasi Manusia yang bekerja sama dengan Rohingya, mengatakan bahwa dia juga telah mendengar laporan yang sama.

Baca Juga: Ramalan Shio Rabu, 24 Maret 2021 Kelinci, Naga, Ular: Tunjukan Betapa Pedulinya Anda Pada Pasangan

Dia menambahkan bahwa sebelumnya, pagar kawat berduri tersebut juga telah menghambat distribusi bantuan kemanusiaan dan pelayanan vital di kamp-kamp.

“Pemerintah harus memindahkan pagar dan melindungi pengungsi. Telah terjadi sejumlah kebakaran besar di kamp-kamp, termasuk kebakaran besar pada bulan Januari tahun ini. Pihak berwenang harus melakukan investigasi yang tepat terhadap penyebab kebakaran,” tutur John Quinley.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x