Penelitian di Inggris Temukan Kasus Penularan Covid-19 Dari Manusia ke Kucing

26 April 2021, 07:10 WIB
Peneliti di Inggris menemukan kasus penularan virus Sars-Cov-2 dari manusia ke kucing /

 KABAR TEGAL - Para peneliti yang berasal dari Universitas Glasgow menemukan kasus penularan virus Sars-Cov-2 dari manusia ke kucing yang ditemukan oleh penelitian di Inggris.

Sebanyak dua kasus penularan virus Sars-Cov-2 dari manusia ke kucing ditemukan oleh penelitian sebagai bagian dari program pengulasan populasi kucing di Inggris.

Hal yang dialami keduanya adalah kesulitas bernafas dari tingkat menegah hingga berat.

 Baca Juga: BREAKING NEWS! KRI Nanggala 402 Ditemukan di Kedalaman 838 Meter, Kapal Terbelah Tiga Bagian

Dua kucing yang disinyalir terinfeksi COVID-19 itu berasal dari pemilik yang berbeda, tempat tinggal yang berbeda, hingga ras yang berbeda.

Dilansir dari laman ANTARA, Senin, para peneliti dari Universitas Glasgow mempercayai bahwa kedua kucing itu terinfeksi oleh pemiliknya yang memiliki gejala COVID-19 sebelum kucing-kucing itu mengalami masalah pada kesehatannya.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal “Veterinary Record” itu menunjukan tidak ada bukti penularan COVID-19 dari hewan peliharaan ke manusia.

 Baca Juga: Resmi Terpilih, Jumadi Sebagai Bapak E-Sport Indonesia Untuk Kota Tegal

Akan tetap, hasil penelitian itu menunjukan bahwa hewan peliharaan dapat menjadi reservoir virus yang memungkinkan terjadinya penyebaran COVID-19.

Oleh karena itu sangatlah penting untuk meningkatkan pemahaman terkait hewan peliharaan memiliki peran dalam menginfeksi manusia terkait penyakit asal Wuhan itu.

“Saat ini transmisi dari hewan ke manusia memiliki peluang yang relatif kecil dibanding peluang penularan manusia ke manusia di area publik yang masih tinggi.

Meski demikian, dengan kasus penularan antarmanusia semakin berkurang, kemungkinan penyebaran lewat hewan menjadi meningkat. Itu sebabnya penting mengetahui sumber potensial COVID-19 untuk dikenalkan kembali kepada masyarakat,” kata peneliti dari Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow Profesor Margaret Hosie.

 Baca Juga: Begini Penjelasan Dokter Bagi Penggemar Gorengan Selama Puasa

Wanita yang juga Ketua riset dan penulis dari penelitian itu pun mengatakan masyarakat harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bahwa ada peluang hewan memiliki andil dalam penyebaran COVID-19.

Penelitian itu pun bermitra dengan Layanan Diagnostik Hewan (VDS) dari fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Glasgow.

Kucing pertama yang menjadi sampel penelitian ini adalah anak kucing betina berusia empat bulan dengan ras ragdoll.

Dari kucing pertama ini didapatkan fakta pada akhir Maret 2020 pemilik kucing pertama mengalami gejala COVID-19 namun mereka tidak melakukan pemeriksaan.

 Baca Juga: Minta Tahun Ini Santri Tidak Mudik, Ganjar: Pak Gubernur Juga Enggak Mudik Kok

Kucing pun akhirnya ditemukan mengalami kesulitan bernafas pada April 2020, sampel pemeriksaan paru menunjukkan kerusakan yang sesuai dengan pneumonia virus dan ada bukti infeksi Sars-CoV-2.

Selanjutnya untuk kucing kedua merupakan kucing betina dewasa berusia enam tahun dengan ras siam, Kucing itu tinggal bersama pemilik yang dipastikan pernah positif COVID-19.

Sama seperti kucing pertama, kucing kedua ini pun mengalami gangguan pernafasan namun dengan tingkatan yang ringan dan dapat disembuhkan.

Rupanya dari hasil swab yang dilakukan VDS didapatkan hasil bahwa kucing itu terinfeksi COVID-19.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler