Cerita Sejarah Dibalik Sumber Air Tuk Jimat Kali Bulakan Bumijawa

- 8 November 2020, 21:26 WIB
Tuk Jimat Kali Bulakan mata air penuh sejarah di Desa Bumijawa
Tuk Jimat Kali Bulakan mata air penuh sejarah di Desa Bumijawa /Abdul Kadir/

KABAR TEGAL -  Salah satu tempat bersejarah di Kabupaten Tegal adalah mata air murni yang bernama Tuk Jimat Kali Bulakan. Tuk Jimat Kali Bulakan merupakan sumber mata air yang ada di Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Tuk Jimat Kali Bulakan memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan "Mbah Camuluk". Seorang tokoh masyarakat yang berpengaruh di Desa Bumijawa pada masa lampau sekitar abad ke 17 - 18 Masehi.

Sejarah yang berkembang di masyarakat pada masa itu di Desa Bumijawa mengalami musim kemarau yang panjang sehingga terjadi kekeringan yang menyebabkan sawah-sawah masyarakat kering serta sulitnya mencari sumber air. Suatu ketika ada seorang yang bernama "Mbah Warta" melihat seekor burung kuntul (bangau) terbang mengitari suatu tempat, beliau penasaran dan menghampiri burung tersebut. Sesampainya di tempat itu mbah warta melihat burung kuntul sedang mematuk-matukan paruhnya di tanah. Mbah warta penasaran dan melihat apa yang sedang dilakukan oleh burung itu, ternyata beliau melihat ada sebuah Kenong (Bende) ditempat burung itu mematukan paruhnya, saat kenong tersebut di angkat keluarlah air dari tempat bekas kenong itu berada. Ternyata kenong atau masyarakat sering menyebut "Bende" itu milik seorang tokoh yang bernama Mbah Camuluk.

Baca Juga: Ternyata Bermain Mobile Legend Banyak Hal Positif Yang Didapat

Hingga saat ini sumber mata air ini terus mengalir dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengairi sawah dan juga sebagai sumber air minum. Manfaat nya pun tidak hanya di rasakan oleh masyarakat bumijawa saja akan tetapi lebih luas untuk masyarakat Kabupaten Tegal.

Pembangunan Jeding / Tempat Sumber Mata air ini dilakukan pada masa kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1918 Masehi menurut Juru Kunci, Siswoyo. Dimana dulunya ditempat itu merupakan sumber mata air utama yang dimanfaatkan untuk sumber air minum masyarakat, dan juga terdapat pompa hidrolik yang masyarakat menyebutnya dengan kintelbuwek untuk mengangkat air sampai ke daerah yang lebih tinggi.

Sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Desa Bumijawa melakukan tradisi Jamasan Bende, yang dilakukan setiap bulan maulid tanggal 11 Maulid. Tradisi ini diikuti oleh seluruh masyarakat Desa Bumijawa yang berbondong-bondong datang ke sumber mata air bulakan untuk menyaksikan prosesi jamasan dan mencari berkah dengan membawa air bekas jamasan. Setelah prosesi jamasan selesai, dilanjutkan dengan melakukan pawai atau arak arakan mengiring bende mengitari desa bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.***

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x