Wedang Ronde, Spirit Persaudaraan Antar Budaya yang Tersaji Dalam Satu Mangkuk

- 3 Januari 2022, 10:31 WIB
Wedang Ronde
Wedang Ronde /Instagram @ronderohmat

KABAR TEGAL – Sejak dulu, di dunia ini manusia sudah sangat akrab dengan persilangan budaya, dimana wujudnya sangat beragam. Ada yang berupa piranti untuk kerja, ada juga yang berupa kesenian, bahasa, seni arsitektur, bahkan mungkin juga sistem pemerintahan.

Kali ini, yang paling umum dibicarakan adalah persilangan budaya dalam rupa boga, seperti sajian kuliner yang satu ini yakni wedang ronde.

Dari namanya, mungkin banyak orang beranggapan bahwa kuliner yang satu ini khas Jawa, padahal minuman penghangat badan ini adalah minuman yang telah mengalami proses perkawinan antar budaya, yaitu budaya Jawa-Tiongkok. Lalu, bagaimana ceritanya mereka bisa kawin? 

Baca Juga: Antisipasi Puncak Arus Balik, Kapolda Jateng Pantau Kesiapan di Tol Kalikangkung

Ronde berasal dari bahasa Tiongkok yaitu onde/jian dui/tangyuan/tangtuan. Onde berbentuk bulat terbuat dari tepung beras ketan yang direbus sebelum disajikan.

Ukuran kue jajanan pasar ini bisa kecil atau besar dan bisa diberi isian di bagian dalamnya, diantaranya gula, wijen, bunga osmanthus, pasta kacang manis, manisan kulit jeruk, daging giling, dan sayuran. Sedangkan di bagian luar, umumnya ditaburi biji wijen.

Onde sudah dikenal di Tiongkok sejak ratusan tahun silam terutama pada era Dinasti Tang (618–690 dan 705–907 M). Namun ada juga versi yang menyebut bahwa kue ini mulai dibuat sejak era Dinasti Zhou (1066-221 SM), yang disajikan bagi para tukang kayu dan batu yang bekerja saat membangun istana.

Baca Juga: DPD SPRI Jateng Gelar Rapat Koordinasi Program Kerja Tahun 2022

Filosofinya adalah, pada waktu itu kue onde dijadikan sebagai simbol keselamatan dan kebersamaan sehingga diharapkan akan memberi semangat kepada para tukang agar mereka senantiasa bersama-sama saat bekerja demi keselamatan negeri mereka.

Itulah yang membuat onde mempunyai makna mendalam bagi bangsa Tiongkok. Begitu spesialnya onde, bahkan sampai-sampai bangsa Tiongkok menganggapnya sebagai anugerah besar bagi kehidupan mereka, makanya diadakan hari khusus bagi kue onde sebagai hari raya kue onde.

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x