Nantinya, kata dia, di tiap gerbang yang berada di tiap zona di kawasan Malioboro akan ditempel informasi mengenai layanan pengaduan.
"Petugas di gate juga bisa melayani jika ada pengaduan," katanya.
Baca Juga: Warga Tulungagung Temukan Sumur Kuno Diduga Peninggalan Era Majapahit
Heroe pun memberikan apresiasi kepada pedagang yang mengurungkan niat untuk menggugat pengunggah kasus pecel lele yang viral di media sosial tersebut.
"Wisatawan yang datang tidak memahami apakah mereka makan di Malioboro atau Jalan Perwakilan. Mereka hanya tahu jika mereka sedang berada di kawasan Malioboro," katanya.
Atas kasus yang sempat viral tersebut, Heroe berharap seluruh komunitas di kawasan Malioboro menjadikannya sebagai sebuah introspeksi dan pelajaran berharga untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.
Baca Juga: Ganjar Dukung Ombudsman Lakukan OTT Pelayanan Publik di Jateng
"Bagaimana melayani dan berkomunikasi yang baik dengan wisatawan," katanya.
Sedangkan bagi pedagang yang ditengarai menjual makanan dengan harga tidak wajar yaitu di Jalan Perwakilan, Heroe menyebut masih melakukan pengecekan dan verifikasi terhadap temuan-temuan di lapangan.
"Di jalan tersebut ada tujuh warung penjual pecel lele. Empat toko dan tiga lesehan. Masih kami crosscheck," katanya.***