Ekspor Minyak Goreng Dibuka, Petani Sawit Merana, Harris Turino Sarankan Kebijakan Flush Out

- 27 Juni 2022, 10:24 WIB
Potret seorang petani sedang memanen kelapa sawit / instagram/@mnctvnews //
Potret seorang petani sedang memanen kelapa sawit / instagram/@mnctvnews // /

KABAR TEGAL - Di tengah kunjungan kerja ke Belanda, Dr. Ir. Harris Turino, SH, MSi., MM Anggota Komisi VI DPR RI dari PDI Perjuangan menerima pengaduan dari banyak petani sawit melalui sambungan telepon internasional.

Para petani mengeluh bahwa harga tandan buah segar (TBS) sawit di kalangan petani masih jauh di bawah harga normal.

Bahkan banyak pabrik pengolah CPO yang membatasi pembelian TBS sawit dari petani akibat tangki penampungan CPO mereka telah penuh.

Baca Juga: Wow, Harris Turino Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Dibandingkan Belanda, Ini Rinciannya

Pelarangan ekspor memang sudah dicabut sejak tanggal 23 Mei 2022. Tetapi proses ekspor belum berjalan lancar.

Sampai saat ini kuota ekspor masih dibatasi sebesar 300.000 ton per bulan untuk menjamin ketersediaan bahan baku minyak goreng domestik, melalui mekanisme Domestik Market Obligation (DMO) sebesar 20%.

"Padahal dalam kondisi normal kan ekspor CPO kita sekitar 2.0 - 2.5 juta ton. Jadi bisa dibayangkan bahwa antrian ekspor mengular dan terpaksa produksi CPO ditampung di kilang-kilang CPO," kata Harris Turino.

Baca Juga: Selama Hampir 350 Tahun Belanda Jajah Indonesia, Apa Saja yang Ditinggalkan?

"Kalau kilangnya penuh, tentu produksi pabrik harus berhenti, karena mau disimpan di mana hasil CPO nya," lanjut pria kelahiran Tegal tersebut.

Pemerintah memberikan solusi dengan membuka keran yang membolehkan ekspor tanpa melalui mekanisme DMO, tetapi harus membayar tambahan $200 per ton kepada pemerintah.

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x