Network
KABAR TEGAL - Angka pernikahan anak bawah umur di Kabupaten Tegal tergolong cukup tinggi. Hal tersebut mengacu pada data pernikahan anak dan permohonan dispensasi yang dimiliki tiga instansi, Kemenag, Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB).
Hal tersebut diungkapkan oleh beberapa narasumber yang hadir pada acara diskusi Ngopi Kemisan. Acara tersebut dipandu oleh Ki Sengkek Suharno yang bertempat di Nyong Kopi Slwai pada Kamis, 20 Januari 2022.
Diskusi tersebut turut menghadirkan narasumber, Sekdin Dinas P3AP2KB Teguh Mulyadi, Kasi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Tegal Saefudin, Hakim Pengadilan Agama Slawi Drs H Sobirin MH, dan Dekan Fakultas Syariah serta Usuludin IBN Tegal Drs H Sururi MHum.
Baca Juga: Mudah dan Praktis, Ini Dia Resep Kue Bawang Mama Fuji yang Jadi Favorit Keluarga H. Faisal
Pada kesempatan tersebut, Saefudin memaparkan bahwa angka pernikahan anak yang diketahui oleh Kemenag pada 2021 di bawah umur 19 tahun ada 28 anak. Yakni 26 anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki.
“Fenomena ini meningkat. Ini karena kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya,” jelas Saefudin.
Yang terjadi biasanya pada saat menikah, kemudian dari desa dilakukan pendaftaran. Data akan diperiksa oleh pihak KUA, jika terdapat syarat yang kurang seperti umur misalnya, biasanya pihak KUA akan menolak. Namun yang terjadi orangtua biasanya memaksa.
“Selain soal pacaran, biasanya pemaksaan untuk dinikahkan itu karena hamil di luar nikah. Yang paling mencengangkan hubungan anak layaknya suami istri ini, rata-rata dilakukan di rumah sendiri,” ujar Saefudin.
Sedangkan Sekdin Dinas P3AP2KB Teguh Mulyadi mengungkapkan bahwa pihaknya hanya memfasilitasi sebatas mediasi. Karena yang akan memutuskan akan dinikahkan atau tidak adalah Pengadilan Agama.
Baca Juga: Seorang Warga Prapag Kidul-Losari Hilang, Diduga Tenggelam di Sungai Cisanggarung
