Polri Pastikan Data Anggota dan Server Aman Setelah Diretas Hacker Brasil

- 22 November 2021, 07:56 WIB
Ilustrasi hacker
Ilustrasi hacker /Pixabay

KABAR TEGAL - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengklaim keamanan data anggota hingga server dan aplikasi kepolisian terjaga dan aman, setelah beberapa waktu lalu seorang peretas asal Brazil mengaku telah membobol data anggota Korps Bhayangkara tersebut.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo sampaikan semua aman, dari data, server, dan aplikasi.

"Intinya untuk server data, aplikasi-aplikasi Polri serta sistem keamanan semuanya hingga saat ini aman," katanya di Jakarta, Senin, 22 November 2021.

Baca Juga: Data Polri Dibobol, Hacker dari Brasil Mengaku tidak Mendukung Pemerintah

Setalah peretasan itu terjadi, Dedi mengatakan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri telah melakukan pendalaman terkait pembobolan data Polri tersebut.

Pihaknya, tidak menjelaskan lebih lanjut terkait keabsahan data yang diduga milik anggota Polri yang disebarkan oleh peretas di media sosial.Namun, Dedi memastikan saat ini data institusi Polri tersebut dalam keadaan aman.

"Aman untuk datanya," kata Dedi.

Dalam kasus ini, peretas asal Brazil yang menamai dirinya "son1x" dalam akun Twitternya mengaku telah berhasil membobol data pribadi anggota Polri beserta orang-orang terdekat dan keluarganya pada Kamis, 18 November 2021.

Baca Juga: Ibu Riri Sebut Nirina Zubir Anak Setan Lantaran Tak Terima Anaknya Menjadi Tersangka Mafia Tanah

Peretas dengan akun Twitter @son1x666 menuliskan unggahan "Polri- Indonesian National Police Hacked" 28k logins and personal information leaked".

Dalam unggahan tersebut, pemilik akun mencantumkan tiga tautan yang diduga berisi salinan data pribadi anggota Polri yang telah diretas.

Jika tautan itu diklik, pengguna akan dialihkan ke tampilan website yang diduga dikelola oleh peretas, yang menyajikan data seperti nama, pangkat, tempat dan tanggal lahir, satuan kerja, status pernikahan hingga nomor register pokok serta beberapa data pribadi lainnya.

Peretas mengaku melakukan aksi tersebut dengan alasan tidak mendukung pemerintahan dalam memperlakukan rakyatnya. Peretas mengaku aksi tersebut dilakukan setelah banyak orang yang menghubunginya berbicara tentang kehidupan masyarakat di Indonesia. 

 

 

Editor: Lazarus Sandya Wella

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah