Teks Khutbah Setelah Shalat Idul Adha 29 Juni 2023 Singkat dan Bermakna Tentang 'Idul Adha Momen Kebangkitan'

- 24 Juni 2023, 06:05 WIB
Ilustrasi Gambar Khutbah Hari Raya Idul Adha 2023/ Idul Adha Momen Kebangkitan
Ilustrasi Gambar Khutbah Hari Raya Idul Adha 2023/ Idul Adha Momen Kebangkitan /Nurakiki

KABAR TEGAL - Berikut pemaparan khutbah setelah shalat Idul Adha 2023 atau lebaran haji singkat dan bermakna.

Inilah informasi teks khutbah tentang Idul Adha Momen Kebangkitan bisa digunakan sebagai referensi.

Mengingat semakin dekat dengan hari raya Idul Adha 2023, tema Idul Adha Momen Kebangkitan sangat cocok dijadikan rekomendasi khutbah pada 29 Juni 2023 tersebut.

Sementara itu pemerintah menetapkan Idul Adha 1444 H/ 2023 jatuh pada 29 Juni 2023 sedangkan pada 28 Juni 2023 adalah keputusan dari Muhammadiyah.

Nah seperti apa pemaparannya? Berikut isi teks Khutbah Idul Adha 1444 H/ 2023 singkat dan bermakna yang dirangkum kabartegal.com dari berbagai sumber;

Baca Juga: Siomay Ayam Udang Sajian Idul Adha 2023 Bisa Menambah Keakraban Keluarga, Cek Resep dan Cara Buat

IDUL ADHA MOMEN KEBANGKITAN SEJATI 

الله أكبر الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر .. الله أكبر ولله الحمد

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي سَهَّلَ لِعِبَادِهِ طُرُقَ الْعِبَادَةِ ويَسَّرْ، وَأَفَاضَ عَلَيْهِمْ مِنْ خَزَائِنِ جُوْدِهِ الَّتِي لَا تُحْصَرْ، وَجَعَلَ لَهُمْ عِيْدًا يَعُوْدُ فِي كُلِّ عَامٍ وَيَتَكَرَّرْ، وَتَابَعَ لَهُمْ مَوَاسِمَ الْخَيْرَاتْ، لِتَزْدَانَ أَوْقَاتِهِمْ بِالطَّاعَاتِ وَتُعْمَرْ، وَأَشْهَد أنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهْ، أَنْصَحُ مَن دَعَا إِلَى اللهِ وَبَشَّرَ وَأَنْذَرْ، وَأَفْضَلُ مَنْ تَعَبَّدَ للهِ وَذَكَّرْ، فَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَا لَاحَ هِلَالٌ وَأَنْوَرْ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كثيرًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

أَمَّا بَعْدُ

فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ 

الله أكبر الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر .. الله أكبر ولله الحمد

Baca Juga: 15 Ucapan Hari Raya Idul Adha atau Lebaran Haji 2023 dalam Bahasa Inggris dengan Arti Bahasa Indonesia

Kaum Muslimin dan Muslimat rohimahukumulloh

Hari ini dalam Islam adalah iedul Adha, yaitu hari penyembelihan hewan kurban, bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di kota Makkah dan Masy`aril Harom. 

Hari raya yang Mengingatkan kita tentang sebuah kisah besar yang Alloh Subhanahu wa Ta’ala kisahkan di dalam Al-Qur’an. Kisah penyembelihan yang agung, penyembelihan yang dilakukan oleh kholilulloh - Nabi Ibrohim ‘alaihis sholatu was salam- yang diperintahkan Alloh untuk menyembelih anak kesayangannya, anak yang telah ia tunggu bertahun-tahun penuh harapan. Namun ternyata ketika harapan itu dikabulkan, Alloh memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih putra kesayangan. 

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ 

Baca Juga: Jadwal Puasa Sebelum Idul Adha 2023, ini Bacaan Niat Puasa dan Arti dalam Bahasa Indonesia

Ya Robbi, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang soleh.” Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu beranjak dewasa... ya Robbi

Hati siapakah yang tak-kan merasa pilu saat diperintahkan menyembelih putra tersayang? Hati siapakah yang takkan merasa berat menghadapi perintah yang sangat pahit di hadapan?

Ketika Nabi Ibrahim `alaihis salam mengemukakan mimpinya itu kepada anaknya yang bernama Ismail `alaihis salam: 

إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ 

“Wahai anakku, aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelih engkau, bagaimana pendapatmu, wahai putraku?” (QS. Ash-Shaffat[37]: 102) 

Mimpi para Nabi adalah wahyu.

Apakah jawaban dari putra kesayangan?

يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّـهُ مِنَ الصَّابِرِينَ 

“Wahai ayahanda, lakukan saja apa yang diperintahkan oleh Alloh kepadamu. Engkau akan mendapati aku insya Alloh termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shoffat[37]: 102) 

Alloh Subhanahu Wa Ta’ala melanjutkan kisahnya: 

فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111) 

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (di mana sangat tampak jelas kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, "sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (yaitu).”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman... 

لله أكبر الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر .. الله أكبر ولله الحمد

Kaum Muslimin dan Muslimat rohimahukumulloh

Kisah persembahan untuk taqorrub mendekatkan diri kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala juga diceritakannya oleh-Nya dalam firman-Nya Surat Al-Maidah, Ayat 27: 

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ 

Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah tentang kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Alloh hanya menerima dari orang-orang yang bertaqwa. 

Ibnu Jarir at-Thobari meriwayatkan dari Abdulloh ibnu Amr yang telah menceritakan bahwa sesungguhnya kedua anak lelaki Adam menyuguhkan kurban, lalu kurban salah seorangnya diterima, sedangkan kurban yang lainnya tidak diterima; salah seorangnya adalah ahli bercocok tanam, sedangkan yang lainnya ada¬lah peternak domba. Keduanya telah diperintahkan untuk memper-sembahkan suatu kurban. Sesungguhnya pemilik ternak mengurbankan seekor kambing yang paling gemuk dan paling baik yang ada pada miliknya dengan hati yang tulus ikhlas, tetapi si petani menyuguhkan hasil panennya yang paling buruk —yaitu kuz dan zuwwan— serta dengan hati yang tidak ikhlas pula. Dan ternyata Alloh menerima kurban si pemilik ternak dan tidak mau menerima kurban si petani. Kisah mengenai keduanya disebutkan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. di dalam Al-Qur'an. 

Ismail ibnu Rafi' Al-Madani meriwayatkan bahwa salah seekor dari kambingnya melahirkan cempe (anak kambing) yang sangat ia sukai, sehingga di malam hari anak kambing itu dibawanya tidur bersama, dan ia menggendongnya di atas pundaknya karena sangat sayangnya, sehing¬ga tiada baginya harta benda yang lebih disukainya daripada anak kambing itu. Ketika ia diperintahkan untuk menyuguhkan kurban, anak kambing itu telah besar, maka ia mengurbankannya karena Alloh Subhanahu Wa Ta’ala Maka Alloh menerimanya, dan kambing itu masih tetap hidup di surga sehingga dijadikan tebusan sebagai ganti anak Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. 

الله أكبر الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر .. الله أكبر ولله الحمد

Kaum Muslimin dan Muslimat rohimahukumulloh

Berdasarkan kisah agung al-anbiya dan putra-putra mereka tadi, 

Ada 4 Makna yang bisa kita petik dari ibadah kurban atau udhiyyah yang dilaksanakan di Iedul Adha

1. Udhiyyah sebagai wujud qurban, yaitu taqorrub kepada Alloh.

2. Udhiyyah sebagai wujud pengorbanan, yaitu menyembelih hewan sebagai amal pengorbanan seorang muslim untuk tujuan Taqorrub kepada Alloh.

3. Udhiyyah sebagai kisah kesabaran seorang hamba Alloh untuk bersedia berkorban yang dicintainya sebagai bentuk bakti dan kesetiaan ikhlasnya kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.

Kisah qurban Nabiyulloh Ibrohim dan putranya Ismail alaihimas salam serta kisah kedua putra Adam ‘alaihissalam ini dapat diambil pelajaran yang mulia bahwa kebangkitan sejati itu ada pada kedekatan seorang hamba kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, walaupun hamba itu merupakan orang yang paling jauh dari gemerlap dan prestise dunia. Begitu juga kebangkitan sejati suatu masyarakat, katika masyarakat itu didominasi oleh ketaatan dan kepatuhan pada syariat Alloh, ajaran-ajaran Islam. 

Kedekatan dengan Alloh itu hanya diraih oleh orang-orang yang bertaqwa yang penuh keikhlasan dan kesabaran mengorbankan apa yang terbaik yang dimilikinya dalam mencari keridoan dan kedekatannya kepada Alloh, dalam taat dan tunduk pada syariatulloh, ajaran-ajaran Islam. 

Seorang muslim adalah orang yang paling antusias mendekatkan (taqorrub) kepada Alloh, mengharapkan ridho-Nya dan dimasukkan ke dalam surga-Nya, tempat kebahagiaan tanpa derita.

Antusiasme dan harapannya yang jujur itu menuntunnya berkorban mempersembahkan semua kemampuan dan kesanggupannya yang terbaik dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. 

الله أكبر الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر .. الله أكبر ولله الحمد

Kaum Muslimin dan Muslimat rohimahukumulloh

Kesabaran dan keikhlasannya itulah yang menjadikan semua amalan pengorbanan seorang hamba yang diperintahkan Alloh diterima oleh-Nya.  Surat al-Haj ayat 37 

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridoan) Alloh, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya. 

Keimanan dan Ketaqwaan lah yang menuntun personal-personal masyarakat meniti sirotulmustaqim, jalan-jalan kemuliaan dan kebaikan serta menebar berkah yang Alloh bukakan pintu-Nya di langit dan di bumi. Tak ada yang mahal untuk dikorbankan dalam mewujudkan bakti keimanan dan ketaqwaan seorang hamba. 

Sampai-sampai mengorbankan harta dan jiwa sekalipun akan dipersembahkan seorang muslim demi li i`lai kalimatillah, demi mewujudkan pengabdian manusia semuanya kepada Alloh, demi menebar kebaikan-kebaikan yang diperintahkan Alloh, demi menutup semua pintu-pintu keburukan yang akan menghancurkan sendi-sendi kehidupan manusia. 

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (111)  التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (112) 

Sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. (sekalipun sampai pada saatnya kewajiban) Mereka berperang fi sabilillah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Alloh di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Alloh? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. 

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji (Alloh), yang berwisata fi sabilillah, yang ruku`, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma`ruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Alloh. 

Gembirakanlah orang-orang mu`min itu.” (At-Taubah ayat 112) 

الله أكبر الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر .. الله أكبر ولله الحمد

Kaum Muslimin dan Muslimat rohimahukumulloh

Iedul Adha mengajarkan kita sebagai seorang muslim memulai hidupnya dengan taubat, kembali ke jalan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, lalu mengisi hidupnya dengan ibadah, pengabdian hidup hanya kepada Alloh yang penuh dengan puja-puji untuk-Nya. 

Itulah yang menjadikan seorang muslim selalu merasa indah dan memuji dalam perjalanan hidupnya. Di saat semua indah dan penuh dengan puja dan puji, maka semua kesulitan, hijrah dan pengorbanan menjadi sesuatu yang membahagiakan dan menyenangkan seperti tanazzuh wisata.. 

Seorang muslim berwisata penuh kesenangan dan kebahagiaan di tengah lelahnya ruku dan sujud, begitu juga saat shoum yang penuh lapar dan dahaga. 

Seorang muslim berwisata penuh kesenangan dan kebahagiaan di tengah amar ma`ruf nahyi munkar, bahkan walau harus menginfaqkan hartanya sendiri dan tan mendapatkan pujian atau prestise dari siapapun. 

Seorang muslim berwisata penuh kesenangan dan kebahagiaan dalam menjaga semua aturan-aturan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala  dalam kemurniannya, walaupun di saat itu  dia harus telah menzakatkan hartanya dan meng-infaqkannya fi sabilillah.

Di situlah keimanan begitu terasa lezat dan manis... 

« ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِىَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً ». 

Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridho Alloh sebagai Robbnya dan Islam sebagai agamanya serta Muhammad sebagai rosulNya (Hadis riwayat Muslim nomor:160)

Demikianlah indah dan bahagianya jiwa yang telah dimasuki keimanan, manis dan menyenangkan. Lihatlah salah satu momen ibadah besar sesaat setelah sholat Iedul Adha ini kita tunaikan, semua kaum muslimin bergembira ria menyembelih hewan kurban sebagai simbol pengabdian yang tulus, bahkan berlomba mengurbankan hewan-hewan terbaik mereka.. Berbagi hidangan dan kado istimewa daging udhiyyah kepada sesama, antar tetangga dan saudara yang miskin dan fuqora agar semua merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam keimanan di momen kebangkitan jiwa yang mulia.. Inilah sebenarnya hasil dari tanaman iman yang setiap hari ditanam oleh setiap muslim, ketaqwaan dan keimanan yang terus dipupuk hingga manis dirasakan. 

Semoga setiap momen hari raya yang kita rayakan meneteskan keimanan ke dalam jiwa-jiwa kita agar terbentuk kepribadian mu`min yang bertaqwa. Manusia yang bermuatan Islami, pelaku dan penebar hidayah Ilahi. 

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وبارك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَات وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات إنك قريب سميع مجيب الدعوات

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي مَقَامِنَا هَذَا أَنْ تَكْتُبَنَا فِي عُتَقَائِكَ مِنَ النَّارِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلِ الْجَنَّةَ مَثْوَانَا، وَأَوْرَثَنَا الْفِرْدَوْسَ اْلأَعْلَى، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دُوْنَ حِسَابٍ وَلَا عَذَابْ، يَا كَرِيْمْ يَا وَهَّابْ، يَا ذَا اْلعَرْشِ الْمَجِيْدْ، يَا فَعَّالٌ لِمَا يُرِيْدْ.. 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِآبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِوَالِدِيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ اْلحِسَابْ، وَاجْعَلْ بَلْدَنَا هَذَا آمِناً مُطْمَئِناً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنْ، وَاحْفَظْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْنَا، وَمِنْ خَلْفِنَا، وَعَنْ أَيْمَانِنَا، وَعَنْ شَمَائِلِنَا، وَمِنْ فَوْقِنَا، 

وَنَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ نَغْتَالَ مِنْ تَحْتِنَا، اِجْعَلْنَا إِخْوَةً مُتَحَابِّيْنْ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنْ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنْ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنَ النِّفَاقِ، وَأَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاءْ

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ 

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ۝ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ ۝ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. 

Nah itulah teks khutbah Idul Adha 2023 bisa aplikasikan pada 29 Juni 2023 mendatang singkat dan bermakna.***

Editor: Retno Dwi Marcelina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x